Tato merupakan bentuk seni tubuh permanen yang banyak orang rangkul untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, keyakinan, dan pengalaman mereka.

Kendati demikian, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa tato bisa menjadi faktor risiko kanker pada sistem limfatik atau limfoma.

Dilansir dari laman Medical Daily, para peneliti dari studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine menemukan bahwa tato meningkatkan risiko kanker yang mempengaruhi sistem limfatik sebesar 12% dan risiko berlaku terlepas dari ukuran tato.

Dari total lebih dari 11.000 peserta, 2.938 menerima diagnosis limfoma antara usia 20 dan 60 tahun. Selama penelitian, 1.398 pasien limfoma dan kelompok kontrol 4.193 peserta menanggapi kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok dengan limfoma, 21% ditato, sementara hanya 18% yang ditato pada kelompok kontrol tanpa diagnosis limfoma.

"Kami telah mengidentifikasi orang-orang yang didiagnosis dengan limfoma melalui daftar populasi. Individu-individu ini kemudian dicocokkan dengan kelompok kontrol dengan jenis kelamin dan usia yang sama, tetapi tanpa limfoma. Para peserta penelitian menjawab kuesioner tentang faktor gaya hidup untuk menentukan apakah mereka ditato atau tidak," kata Christel Nielsen, penulis utama studi.

"Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain yang relevan, seperti merokok dan usia, kami menemukan bahwa risiko terkena limfoma 21% lebih tinggi di antara mereka yang ditato. Penting untuk diingat bahwa limfoma adalah penyakit langka dan bahwa hasil kami berlaku pada tingkat kelompok. Hasilnya sekarang perlu diverifikasi dan diselidiki lebih lanjut dalam studi lain dan penelitian semacam itu sedang berlangsung," tambah Nielson.

Para peneliti awalnya menduga bahwa tato full-body dapat menyebabkan risiko kanker yang lebih tinggi dibandingkan dengan tato berukuran keci. Namun, temuan mereka mengungkapkan bahwa risiko kanker tetap ada terlepas dari ukuran tato. Studi ini belum memeriksa alasan di baliknya.

"Seseorang hanya dapat berspekulasi bahwa tato, terlepas dari ukurannya, memicu peradangan tingkat rendah di dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kanker. Gambarnya dengan demikian lebih kompleks dari yang kita kira pada awalnya," kata Nielson.

Oleh karena itu, Nielson menambahkan, sangat penting bahwa kita sebagai individu adalah baik untuk mengetahui bahwa tato dapat mempengaruhi kesehatan dan harus beralih ke penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala seperti adanya kemungkinan alergi, infeksi kulit, dan peningkatan risiko infeksi yang ditularkan melalui darah dari peralatan tato.