Pemberian imunisasi anak penting karena memiliki tujuan untuk melindungi mereka dari sejumlah penyakit. Lewat imunisasi, anak bisa mendapat kekebalan terhadap penyakit tertentu yang membahayakan kesehatan, bahkan bisa mengancam jiwa.
Mengingat pentingnya imunisasi anak, Ikatan Dokter anak Indonesia (IDAI) kembali mengeluarkan rekomendasi terbaru berkaitan dengan imunisasi anak, sebagai bagian dari upaya untuk membantu anak-anak Indonesia lebih terlindungi dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan tentu saja mewujudkan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) demi tercapainya generasi emas Indonesia.
Dalam rekomendasi disebutkan ada dua jenis vaksin baru yang harus diberikan pada anak. Dua jenis vaksin ini yakni vaksin dengue untuk penyakit demam berdarah dan vaksin HPV 9 valen untuk kanker serviks. Keduanya wajib diberikan pada anak sesuai dengan takaran dan aturan yang telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Vaksin dengue ini sudah dikeluarkan izin edarnya oleh BPOM sejak Agustus 2022 lalu, nah sekarang kami masukan di rekomendasi agar vaksin dengue ini bisa masuk dalam daftar vaksin di imunisasi wajib," kata Ketua Satgas Imunisasi IDAI Hartono Gunardi dalam acara Peluncuran dan Paparan Rekomendasi Imunisasi Anak 2023.
Hartono mengatakan, vaksin dengue bisa diberikan pada anak mulai usia enam tahun. Vaksin ini bisa diberikan untuk anak laki-laki maupun perempuan dan bisa mencegah anak terkena penyakit demam berdarah.
Kemudian, untuk vaksin HPV 9 valen bisa diberikan kepada anak perempuan. Vaksin ini bertujuan untuk mencegah anak terkena penyakit kanker serviks dan diberikan kepada anak mulai dari usia sembilan tahun.
Jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI selalu diperbarui setiap tiga tahun untuk menjadi pedoman bagi praktisi guna melindungi anak dari Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti di antaranya, campak, rubella, polio, dan hepatitis.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, imunisasi rutin lengkap tidak berhenti sampai anak usia 11 bulan, tetapi sampai anak usia sekolah dasar. Sehingga imunisasi rutin lengkap bukan sekadar melanjutkan pemberian imunisasi, tapi menguatkan bahwa anak usia sekolah dasar bisa diberikan perlindungan optimal.
Data Kemenkes selama 2 tahun terakhir sejak 2020 - 2021 menujukkan, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis. Pada 2020 target imunisasi sebanyak 92% sementara cakupan yang dicapai 84%, pada 2021 imunisasi ditargetkan 93% namun cakupan yang dicapai 84%
Maka dari itu, sebagai orang tua atau pengasuh yang bertanggung jawab, kita perlu tahu alasan pentingnya memastikan anak menerima imunisasi yang lengkap dan tepat waktu.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.