Cara Aman Mengonsumsi Makanan Beminyak

blog_10

GAYA HIDUP

Aug 15 2023, 10.44

Makanan berminyak tidak bisa dipisahkan dari dunia kuliner Indonesia. Tak heran bila aneka makanan, seperti gorengan, ayam goreng, dan nasi goreng, menjadi favorit banyak orang. Meski hidangan ini begitu memanjakan lidah, Anda tetap perlu waspada terhadap risiko kesehatan yang mengintai.

Ini karena makanan berminyak mengandung kalori dan lemak yang tinggi, bahkan beberapa di antaranya juga menggunakan banyak garam. Jika dikonsumsi terlalu sering, Anda berisiko tinggi mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Minyak yang terkandung dalam makanan berminyak tak semata-mata hanya dari minyak goreng saja. Banyak bahan lain yang juga berpotensi mengeluarkan minyak saat proses memasak, contohnya santan, lemak daging, kulit ayam, cabai, dan kacang tanah.

Dikutip dari laman alodokter, bahan-bahan ini kaya akan nutrisi dan memiliki manfaat untuk kesehatan jika dikonsumsi secukupnya, misalnya santan. Santan mengandung protein, zat besi, dan magnesium yang bisa mengendalikan kadar kolesterol darah dan mencegah kerusakan sel-sel tubuh.

Begitu pula dengan cabai yang diketahui mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin C, dan vitamin K, serta kacang tanah yang tinggi akan vitamin E dan antioksidan.

Jadi, sebenarnya mengonsumsi makanan berminyak tetap dibolehkan asalkan tidak berlebihan. Jika Anda tiba-tiba ingin makan gorengan, tidak apa-apa untuk makan 1 potong gorengan demi memuaskan lidah. Begitu pun jika timbul keinginan untuk makan gulai, boleh saja bila porsinya dibatasi dan tidak dikonsumsi setiap hari.

Intinya, tidak masalah mengonsumsi makanan berminyak, yang penting tidak melebihi batas konsumsi lemak harian. Batas lemak harian yang dianjurkan adalah 5 sendok makan atau setara dengan 67 gram per hari.

Minyak atau lemak tetap dibutuhkan tubuh untuk melarutkan vitamin tertentu, seperti vitamin A, vitamin D, dan vitamin E. Namun, minyak yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, ya.

Kalau asupan lemak telah melebihi batas yang dianjurkan, lemak yang tidak digunakan nantinya akan diubah menjadi lemak tubuh yang bisa menumpuk di perut atau pembuluh darah.

Jika lemak tubuh meningkat, risiko terjadinya penyakit pun akan lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan yang bisa menyerang jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak:

  • Obesitas
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Diabetes
  • Batu empedu
  • Kanker
  • Penyakit Parkinson

Itulah mengapa banyak yang bilang makan makanan berminyak berbahaya. Satu hal yang perlu diingat, mengonsumsi makanan berminyak secukupnya tidak langsung menjadi masalah jika kondisi tubuh Anda sehat.

Akan tetapi, jika memiliki kondisi tertentu, seperti sakit tenggorokan, penyakit asam lambung, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung, Anda dianjurkan untuk menghindari makanan berminyak. Sebab, makanan berminyak bisa memperburuk gejala maupun penyakit tersebut.

Makanan berminyak tidak sepenuhnya berbahaya selama dikonsumsi secukupnya dan disertai makanan bergizi seimbang. Makanan berminyak tetap bisa memanjakan lidah tanpa membuat Anda merasa bersalah.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Tidur Dapat Membantu Orang Mengatasi Perasaan Kesepian

GAYA HIDUP

Jun 04 2024, 20.50

Kesepian dinyatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat.


Generic placeholder image

Dismorfik Tubuh Enam Kali Lebih Umum Terjadi Pada Remaja Perempuan

GAYA HIDUP

Mar 26 2024, 08.49

BDD sering tidak terdeteksi dan tidak diobati pada masa muda.


Generic placeholder image

Gaya Hidup Menentukan Efektivitas Obat Pada Tubuh

GAYA HIDUP

Mar 05 2024, 15.37

Peneliti menemukan bahwa perokok memiliki dua kali lipat tingkat enzim CYP1A2 metabolisi obat tertentu, dibandingkan dengan bukan perokok.


Generic placeholder image

Mengenal Penyebab Gangguan Mental pada Remaja dan Cara Mengatasinya

GAYA HIDUP

Mar 05 2024, 15.28

Remaja dengan gangguan kesehatan mental dicirikan sebagai seseorang yang suka menyendiri.


Generic placeholder image

Lingkungan yang Keras Pengaruhi Perkembangan Otak Anak

GAYA HIDUP

Feb 27 2024, 06.51

Para peneliti menganalisis data dari 708 anak-anak dan remaja berusia tujuh hingga 19 tahun.


Copyright Katadata 2022