Perayaan Halloween adalah tentang mengenakan kostum dan merangkul semua hal yang menakutkan. Tetapi bagi banyak anak-anak dan sebagian orang dewasa, perayaan ini benar-benar tentang permen.
Namun, sebagus-bagusnya sekantong penuh permen, seringkali ada biaya yang harus dibayar yaitu masalah gigi. Sebuah laporan dari Shiny Smiles Veneers menunjukkan bahwa 35% orang Amerika pernah mengalami masalah gigi yang berhubungan dengan permen.
"Saya pikir penting untuk membuat pilihan yang baik dalam hal apa yang kita makan dan makan permen dari waktu ke waktu tidak masalah, namun konsumsi permen setiap hari dan sering pada akhirnya akan berdampak negatif pada gigi kita, sehingga membutuhkan perawatan gigi," kata Kristin Lenz Galbreath, DMD, pemilik Union Grove Family Dental di Wisconsin, kepada Healthline.
Dilansir dari laman Healthline, terdapat penjelasan mengenai efek permen Halloween pada gigi manusia. Laporan Shiny Smiles Veneers tersebut mengidentifikasi hal-hal berikut ini sebagai masalah gigi yang paling umum yang disebabkan oleh permen.
1. Sensitivitas gigi
Bakteri dalam mulut dapat memetabolisme karbohidrat sederhana (gula), dan pada gilirannya dapat menurunkan pH keseluruhan dalam mulut dan menciptakan lingkungan yang asam, kata Amy Sliwa Lies, DDS, pemilik FiveSix Family Dental di Illinois.
Menurut Amy, lingkungan yang asam dapat mengikis enamel pada gigi Anda dan membuatnya lebih sensitif dan lebih rentan terhadap pembusukan. Selain itu, bahkan ketika gula tidak dimetabolisme, gula dapat menyebabkan sensitivitas pada area tanpa enamel.
2. Sakit gigi
Jika permen menyebabkan kerusakan pada gigi, maka tambalan atau mahkota gigi dapat menyebabkan rasa sakit.
3. Tambalan dan mahkota gigi yang rusak
Jika permen itu lengket, permen dapat mencabut tambalan atau mencabut mahkota gigi, dan jika permen itu sangat keras, permen dapat merusak tambalan atau gigi, kata Lies.
4. Gigi terkelupas atau retak
Lenz Galbreath sering kali menemui pasien berbulan-bulan setelah gigi mereka patah. Menurut dia, seorang pasien akan mengetahui bahwa gigi mereka retak atau pecah saat makan tetapi tidak terasa sakit, sehingga pasien tidak segera menemui dokter gigi.
Hal ini menjadi masalah karena gigi yang retak atau terkelupas telah kehilangan lapisan terluarnya, enamel, dan rongga berkembang dengan lebih cepat, sehingga meningkatkan kemungkinan untuk perawatan lebih lanjut, seperti saluran akar atau mahkota gigi, jelas Lenz Galbreath.
5. Ketidaknyamanan rahang
Mengunyah permen yang keras atau lengket akan menambah tekanan dan beban pada sendi temporomandibular (TMJ), yang merupakan dua sendi yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak.
Terlalu sering meregangkan atau membuka rahang lebar-lebar untuk memakan permen berukuran besar juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
6. Infeksi gusi
Meskipun laporan tersebut tidak menyebutkan infeksi gusi, Lies mengatakan bahwa masalah terkait permen yang paling umum yang dia lihat adalah potongan kecil permen yang tersangkut di bawah gusi dan tidak bisa dikeluarkan dengan benang gigi.
