Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Melewatkan Sarapan
GAYA HIDUP
Dec 20 2023, 07.34
Sarapan adalah satu hal yang sangat penting bagi kesehatan, tak hanya anak-anak, tapi juga bagi orang dewasa.
Penelitian menunjukkan, bahwa sarapan memiliki peran yang sangat penting bagi kondisi tubuh untuk menjalani rutinitas sehari-hari, terutama sarapan yang sehat. Hal ini karena sarapan lebih dari sekadar makanan, sarapan adalah katalisator yang memulai metabolisme tubuh, dan menjadi bahan bakar untuk tubuh serta pikiran yang sehat.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 silam di Nutrients menyimpulkan, bahwa mereka yang sarapan mengonsumsi lebih sedikit gula tambahan dan lebih banyak serat, vitamin, serta mineral dibandingkan mereka yang tidak sarapan.
Namun sayangnya, tidak semua orang memiliki waktu untuk sarapan. Selain itu, banyak orang yang lebih memilih untuk berpuasa di pagi hari dan makan di siang hari.
Lantas, apa yang terjadi pada tubuh ketika melewatkan sarapan? Dilansir dari Eat This, berikut ini penjelasan yang akan terjadi pada tubuh jika melewatkan sarapan.
1. Gula darah menurun Tanpa asupan nutrisi dari sarapan yang sehat dan seimbang, kadar gula darah dapat menurun, membuat tubuh menjadi lelah, mudah marah, dan tidak dapat fokus.
Menurut sebuah studi di tahun 2019, mereka yang melewatkan sarapan mengalami peningkatan kadar gula darah dan kontrol gula darah yang lebih buruk.
"Karena Anda berpuasa semalaman saat tidur, gula darah Anda sudah turun secara alami [setelah bangun]," kata Caroline Young, ahli diet terdaftar dan pemilik Whole Self Nutrition.
"Jika Anda tidak mengembalikannya dengan mengonsumsi sarapan yang seimbang, gula darah Anda akan terus turun sepanjang pagi. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan perubahan dan ketidakstabilan gula darah yang besar, yang tentu saja dapat menyebabkan pradiabetes atau diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2,” lanjutnya.
2. Kesulitan berkonsentrasi Sarapan memberikan nutrisi penting yang menjadi bahan bakar otak untuk bekerja dengan konsentrasi tinggi seharian.
Melewatkan asupan nutrisi dalam sarapan dapat menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, dan kondisi mental yang menurun.
Sebuah studi di tahun 2017 mengamati, peserta yang melewatkan, atau mengonsumsi sarapan yang tidak sehat memiliki kinerja kognitif yang lebih buruk sepanjang hari, dibandingkan mereka yang mengonsumsi sarapan sehat.
Trista Best, seorang ahli diet terdaftar di Balance One Supplements mengatakan, “Sarapan memberikan nutrisi dan energi penting bagi tubuh dan otak setelah semalaman berpuasa.”
Bagi beberapa orang, melewatkan sarapan dapat menyebabkan penurunan kinerja kognitif, termasuk kesulitan dalam konsentrasi, daya ingat, dan pemecahan masalah. Hal ini dapat terlihat jelas di pagi hari ketika tuntutan mental sedang tinggi.
3. Metabolisme tubuh melambat Melewatkan sarapan ketika tubuh sudah dikondisikan untuk menerima kalori di pagi hari dapat memberikan efek kontraproduktif pada metabolisme tubuh.
Penelitian menunjukkan, bahwa tubuh mungkin menyesuaikan diri dengan memperlambat laju metabolisme, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan.
"Makan teratur, termasuk sarapan, berperan dalam menjaga keseimbangan metabolisme," jelas Best.
"Melewatkan sarapan dapat mengganggu keseimbangan ini, yang berpotensi memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan dan menyimpan energi secara efisien,” ia menambahkan.
4. Rasa lapar yang meningkat Memilih untuk tidak makan pagi dapat memicu rasa lapar yang meningkat di kemudian hari, yang mengarah pada potensi makan berlebihan, serta membuat tubuh kesulitan untuk mempertahankan pendekatan yang seimbang dan penuh perhatian terhadap makanan.
"Tubuh Anda mencari keseimbangan, jadi melewatkan sarapan dapat menyebabkan lebih banyak mengidam atau makan berlebihan di kemudian hari karena tubuh Anda mencoba untuk mengganti kalori yang hilang," kata Sarah Schlichter, MPH, RDN, seorang ahli diet terdaftar di Bucket List Tummy.
"Sebuah studi menemukan bahwa mereka yang melewatkan sarapan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat (termasuk gula tambahan), gula total, dan lemak total dibandingkan mereka yang sarapan,” ujarnya menambahkan.
5. Kadar kortisol meningkat Hormon stres kortisol tidak hanya merespons stres emosional, hormon ini juga bereaksi terhadap stres fisiologis yang disebabkan oleh melewatkan waktu makan.
Menurut tinjauan sistematis di tahun 2021 di Nutrients, melewatkan sarapan dapat meningkatkan kadar kortisol di pagi hari, yang berpotensi meningkatkan nafsu makan dan kualitas tidur yang buruk.
"Segala bentuk pembatasan makanan, termasuk melewatkan sarapan, adalah bentuk stres mental dan tubuh," kata Young.
"Agar sistem saraf Anda dapat diatur, sistem saraf membutuhkan makanan yang cukup. Jadi, ketika Anda melewatkan sarapan, tubuh Anda lebih cenderung mengalami disregulasi, seperti fight-or-flight, yang ditandai dengan kegelisahan, detak jantung yang meningkat, dan mudah marah,” tukasnya.
6. Penurunan tingkat energi Sarapan memberikan bahan bakar yang dibutuhkan tubuh untuk memulai proses metabolisme, dan memiliki energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Ketika melewatkan sarapan, kadar gula darah dapat menurun, dan membuat tubuh lelah, lesu, serta mudah tersinggung.
Menurut sebuah studi di tahun 2021, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan kelelahan dan penurunan kualitas tidur.
"Karena makan adalah sumber energi (kalori dipecah menjadi ATP), melanjutkan puasa dari semalam dengan tidak sarapan dapat menyebabkan kelelahan ekstra, pusing, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan kinerja kognitif yang buruk," kata Schlichter.