Kamora Freeland, Pilot Termuda di Sepanjang Sejarah Amerika
LAINNYA
Mar 22 2024, 11.03
Kamora Freeland tidak pernah memiliki keinginan untuk menjadi pilot. Di waktu kecil, warga Staten Island ini bermimpi untuk menjelajahi lautan sebagai ahli biologi kelautan. Namun, takdir berkata lain, remaja 17 tahun ini kini menjelajahi awan di ketinggian lebih dari 5.500 kaki.
"Saya mendapatkan lisensi pilot sebelum saya mendapatkan SIM," kata Kamora kepada The Post.
Dia menjadi pilot termuda di Negara Bagian New York, dan salah satu penerbang berlisensi termuda dalam sejarah AS pada 26 Februari 2024. Kamara sudah bisa mengemudikan pesawat bermesin tunggal dengan 12 penumpang. Dia menerima surat izin mengemudinya pada 27 Februari.
Atas prestasinya dalam dunia penerbangan, Kamora dianugerahi Proklamasi Prestasi oleh Anggota Dewan Charles Fall dan Senator Jessica Scarcella-Spanton di Gedung Kongres di Albany pada hari Senin.
Kamara merasa tersanjung atas penghargaan tersebut.
"Ini luar biasa. Saya tidak pernah ingin menjadi pilot, tetapi setelah penerbangan pertama saya, saya merasa, 'Wow! Saya bisa melakukan ini untuk mencari nafkah," kata Kamora, seorang siswa kelas XII di Kingsborough Early College Secondary School di Bensonhurst.
Lakema (47 tahun), ibu Kamara menjadi pembimbing putri bungsunya itu menemukan United Youth Aviators pada Agustus 2019. Program ini, yang diluncurkan oleh Petugas NYPD Milton Davis dan Clet Titus, mengajarkan anak-anak berusia 13 hingga 18 tahun tentang aturan-aturan di angkasa di bawah bimbingan instruktur penerbangan bersertifikat FAA.
Kamora tidak pernah menyatakan minatnya untuk menjadi pilot, namun hal itu tidak menghentikan Lakema untuk mendaftarkan anaknya yang saat itu berusia 12 tahun untuk mengikuti Pelajaran tentang aviasi.
Bahkan ketika anak perempuannya masuk dalam daftar tunggu, ibu kandung Kamora itu gigih menelepon penyelenggara setiap tiga bulan sekali untuk mengkampanyekan pendaftaran gadis berbakat itu.
Kamora akhirnya diterima di UYA pada usia 15 tahun pada 2021.
"Yang saya sukai dari Kamora adalah ia belajar dari kesalahannya dan dengan cepat mengoreksi diri di dalam kokpit," ungkap Titus pada The Post.
Selama 18 bulan pelatihannya di Bandara Republic di Farmingdale, Long Island, Kamora diajari dasar-dasar penerbangan, cara kerja pesawat, dan pentingnya memahami tren dan perhitungan cuaca.
Mengambil alih kemudi Cessna 172 G1000 atau pesawat Piper bersayap rendah sejak saat itu telah menjadi hal yang biasa bagi Kamora.
"Dia sangat serius dalam hal terbang. Kecerdasan, dedikasi dan kedewasaannya jauh di atas usianya, membuatnya menjadi pilot yang fenomenal," tambah Davis.
Sebuah laporan terbaru dari Pilot Institute mengungkapkan bahwa kurang dari 4% pilot berlisensi berusia antara 16 dan 19 tahun.
Berdasarkan peraturan FAA, usia yang memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat pilot pelajar adalah 16 tahun, sementara anak-anak muda yang ingin mengemudikan pesawat layang atau balon udara bisa mendapatkan izin pada usia 14 tahun.
Sebagai salah satu dari sedikit pilot perempuan Afrika-Amerika di AS, di mana hanya 5% kapten penerbangan adalah perempuan dan kurang dari 1% dari mereka adalah orang kulit hitam, ia berharap pencapaiannya yang luar biasa ini dapat menginspirasi perubahan dalam industri ini.
"Saya bersyukur bisa mendapatkan gelar ini," kata Kamora.
Pada musim gugur nanti, Kamora akan belajar ekonomi sebagai mahasiswa baru di Spellman University di Atlanta, di mana dia mendapatkan beasiswa penuh dari Presiden AS.
"Saya ingin orang-orang seusia saya dan di komunitas saya tahu bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Anda benar-benar bisa menembus penghalang apa pun," kata Kamora.