Mengawal Cinderamata HUT ke-79 RI ke Ibu Kota Nusantara
LAINNYA
Aug 16 2024, 20.28
Suara pengumuman itu membuat saya kesal.
“Perhatian kepada para penumpang tujuan Balikpapan, jadwal penerbangan diundur karena pesawat baru saja mendarat.....”
Ini memang bukan pengalaman pertama saya kena ‘delay’. Tapi karena saya harus berada di kota Balikpapan, Kamis 15 Agustus 2024 pukul 18 WITA. Di waktu yang bersamaan dengan penerbangan saya, Katadata mengirim kargo seberat 1 ton ke Balikpapan. Isinya 1.500 majalah dan booklet yang akan dijadikan cinderamata HUT ke-79 RI di Nusantara.
Saya harus sudah ada di terminal kargo sebelum paket tersebut dibawa melalui jalan darat ke IKN. Akhirnya pesawat yang saya tumpangi lepas landas pukul 15.30 WIB dan mendarat pukul 18.30 WITA.
Saya langsung meminta sopir yang sudah menanti di depan pintu keluar untuk tancap gas ke terminal kargo. Jaraknya hanya sekitar 3 menitan dari gerbang keluar penumpang.
Ternyata saya belum terlambat. Paket tersebut baru saja diturunkan dari pesawat dan tinggal membawa keluar. Karena belum pernah berurusan dengan kargo, saya baru tahu proses penurunan baru bisa dilakukan setelah semua bagasi penumpang diturunkan. Minimal perlu waktu tambahan 1 jam setelah pesawat mendarat baru kargo dibongkarmuat.
Ada 44 dus yang dibawa dari Jakarta ke Balikpapan. Satu per satu, dus tersebut berpindah dari troli ke mobil box. Baru sekitar pukul 20.00 WITA, semua dus itu masuk ke mobil box dan siap meluncur menuju IKN.
Rencana awal, paket tersebut akan disimpan di Rumah Tapak Jabatan Menteri no 9 yang merupakan rumah dinas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Namun, karena jumlah dusnya yang sangat banyak, diputuskan barang disimpan sementara di rusun ASN di IKN.
Jarak tempuh dari terminal kargo ke IKN sekitar 2 jam. Saya langsung memberitahu staf PUPR di IKN tentang perkiraan waktu barang akan tiba di lokasi.
“Wah, sudah malam sampainya yah. Kalau gitu jam 9 pagi aja, Pak kita bongkar dusnya dan masukkan satu per satu ke tas kain,” kata April, staf PUPR yang ditugaskan untuk berkoordinasi dengan saya terkait cinderamata HUT ke-79 RI tersebut.
Saya memutuskan untuk langsung ke hotel. Istirahat. Sekitar pukul 23 WITA, ponsel saya berbunyi. Ada telepon masuk dari nomor yang tidak dikenal.
“Selamat malam Pak, saya Jeane, ajudan Pak Menteri. Mau info kalau Pak Menteri minta barang diantar ke rumah dinas. Karena Bapak ingin melihat langsung majalah dan bookletnya. Posisi barang sudah di mana yah Pak,” tanya Jeane.
Sudah 3 jam lebih sejak mobil boks itu meninggalkan terminal kargo, seharusnya sudah sampai di IKN.
“Macet pak, banyak mobil truk besar yang menuju ke IKN. Kemungkinan baru 1 jam lagi tiba di lokasi,” jelas sopir mobil boks tersebut via voice recording.
Tepat pukul 12 malam, barang tersebut mendarat di rumah dinas Menteri PUPR.
“Besok jam 7 pagi yah Pak kita mulai proses memasukkan majalah dan booklet ke kantong kain,” ujar Jeane.
Lepas Subuh, saya meluncur ke IKN.
Setelah melalui perjalanan yang lumayan jauh dan juga jalanan yang berkelok-kelok, saya sampai di rumah dinas Menteri PUPR pukul 08.00 WITA. Terlambat satu jam.
Ternyata, sebagian majalah dan booklet sudah banyak yang masuk ke tas kain. Tanpa basa-basi saya memperkenalkan diri kepada sejumlah orang yang ada di garasi mobil tersebut dan langsung membantu proses unboxing.
Ada tujuh orang di garasi itu. Dua orang pertama memasukkan majalah dan kaos ke tas kain. Lalu tas kain itu dioper ke dua orang berikutnya untuk memasukkan kipas. Setelah itu, tas kain tersebut dioper lagi ke dua orang berikutnya untuk memasukkan booklet. Orang ketujuh tugasnya mengikat tas kain itu dengan tali. Setiap 10 tas kain akan diikat untuk memudahkan penghitungan.
Jumlah orang yang membantu terus bertambah seiring dengan waktu yang bergulir.
“Sebelum salat Jumat harus sudah selesai yah. Karena Istana minta kita antar cinderamata ini selepas salat Jumat,” ujar Arif, tim PUPR yang bertanggung jawab untuk pengiriman cinderamata ke istana.
Pukul 11 WITA proses unboxing rampung. 1.500 majalah, booklet, kaos dan kipas sudah masuk ke tas kain. Semua itu menghabiskan waktu hampir 4 jam. Kami kemudian beristirahat sejenak sebelum melaksanakan salat Jumat.
Usai makan siang, tas kain tersebut dimasukkan ke mobil untuk dibawa ke bascamp PUPR yang tepat di sebelah istana. Proses ini juga memakan waktu karena mobil harus beberapa kali bolak-balik dari rumah dinas Menteri PUPR ke basecamp.
Pukul 16 WITA, semua tas kain yang berisi cinderamata tersebut sudah ada di basecamp PUPR. Besok pagi, 1.300 tamu undangan akan menerima tas kain tersebut.
HUT ke-79 Republik Indonesia menjadi momen bersejarah. Untuk kali pertama, peringatan Hari Kemerdekaan dilakukan secara bersamaan di Istana Negara di Jakarta dan Istana di Ibu Kota Nusantara.
Katadata menjadi bagian dari sejarah tersebut. Majalah dan booklet yang menjadi cinderamata HUT ke-79 RI tersebut diproduksi oleh Katadata bekerja sama denga Otorita Ibu Kota Nusantara. Majalah Indonesian Legacy memuat informasi seputar stabilitas ekonomi, pembangunan infrastruktur hingga hilirisasi nikel. Sementara booklet Ibu Kota Nusantara berisikan hal-hal yang perlu diketahui terkait pemindahan ibu kota negara ke IKN.
Saya menjadi saksi mata dari momen bersejarah itu, mengawal cinderamata tersebut dari Jakarta menuju Ibu Kota Nusantara.