Perubahan Iklim Bisa Picu Gelombang Panas yang Lama
LAINNYA
Aug 25 2023, 04.47
Peneliti PBB memperingatkan bahwa perubahan iklim memungkinkan terjadinya gelombang panas yang semakin intens dan berlangsung lama, yang di beberapa daerah dapat segera melanda sepanjang tahun.
Panas ekstrem telah mendominasi berita utama dalam beberapa minggu terakhir, mulai dari kubah panas yang menghanguskan sebagian besar wilayah Eropa hingga kebakaran hutan yang dipicu oleh panas yang berkobar di Yunani, Spanyol, Kanada, dan Hawaii, serta suhu yang melonjak di tengah musim dingin Amerika Selatan.
“Gelombang panas dimulai lebih awal, berlangsung lebih lama dan menjadi lebih intens,” kata John Nairn, penasihat senior panas ekstrem di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB dilansir dari Channel News Asia.
"Ini adalah konsekuensi yang paling cepat muncul dari pemanasan global yang kita lihat pada sistem cuaca," lanjut Nairn.
Kata dia, orang-orang terlalu santai dengan tanda-tanda ini. Padahal, ilmu pengetahuan telah mengatakan bahwa gelombang panas akan terjadi dan ini tidak akan berhenti."
"Ini hanya akan menjadi lebih intens dan lebih sering,” jelas Nairn.
Salah satu alasannya, ungkap Nairn, adalah pemanasan global tampaknya mengarah pada melemahnya aliran jet global yaitu udara yang mengalir tinggi di atmosfer bumi.
Ketika gelombang jet stream menjadi lebih lambat dan lebih bergelombang, mereka memungkinkan sistem cuaca untuk terparkir di satu tempat untuk waktu yang lebih lama.
"Anda bisa mendapatkan situasi musim panas di mana Anda mendapatkan gelombang panas yang terus-menerus, dan panasnya terus bertambah dan bertambah dan bertambah, karena gelombangnya tidak bergerak," kata Nairn.
“Jika Anda melihat planet ini secara keseluruhan, maka Anda dapat melihat bahwa gelombang panas ini muncul di setiap panjang gelombang yang sama di seluruh dunia,” lanjut Nairn.
Gelombang panas merupakan salah satu bahaya alam yang paling mematikan, di mana ratusan ribu orang meninggal akibat bencana ini. Fakta bahwa suhu minimum meningkat lebih cepat daripada suhu maksimum sehingga mendorong kelebihan energi ke dalam periode yang lebih lama dengan suhu yang lebih tinggi.
"Ini bersifat kumulatif. Jadi gelombang panas menjadi jauh lebih berbahaya dan karena iklim terus berubah, situasinya akan menjadi lebih buruk,” kata Nairn.
Dia menyuarakan keprihatinan khusus atas situasi di daerah tropis dan subtropis, mengacu pada rekor panas yang terjadi di Amerika Selatan, dengan suhu yang mencapai 40 derajat Celcius di tengah-tengah musim dingin.
Ke depannya, Nairn memperingatkan bahwa dunia akan melihat lebih banyak gelombang panas dalam jangka waktu yang lebih lama sepanjang tahun.
Dokumen NDC yang targetnya diserahkan pada Februari tahun 2025 nanti, harus mencakup pemihakan yang jelas terhadap hak asasi manusia, hak masyarakat adat dan transisi energi yang berkeadilan.