Kondisi Hutan Hujan Amazon di Brasil Mendekati Titik Kritis
LAINNYA
Feb 15 2024, 18.21
Kondisi hutan hujan Amazon di Brasil mendekati titik kritis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) di Jerman, hingga 47 persen luas hutan Amazon yang disebut juga sebagai paru-paru planet ini dapat terancam oleh kenaikan suhu, kekeringan, deforestasi dan kebakaran pada 2050.
Saat ini, hutan Amazon di bagian tenggara Brasil telah bergeser dari penyerap karbon menjadi sumber karbon, yang berarti lebih banyak mengeluarkan gas rumah kaca daripada menyerapnya.
“Hal tersebut membuktikan bahwa jumlah tekanan manusia saat ini terlalu tinggi bagi wilayah tersebut untuk mempertahankan statusnya sebagai hutan hujan dalam jangka panjang,” kata ilmuwan PIK Boris Sakschewski dikutip dari laman Euronews.
“Namun masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Karena hutan hujan memperkaya udara dengan banyak uap air yang menjadi dasar curah hujan di bagian barat dan selatan benua ini, kehilangan hutan di satu tempat dapat menyebabkan hilangnya hutan di tempat lain dalam sebuah lingkaran umpan balik yang bergerak sendiri atau disebut tipping,” jelas Sakschewski.
Kata dia, bumi memiliki sejumlah ambang batas alami yang jika dilanggar dapat menyebabkan suhu menjadi tidak terkendali dan memicu efek domino yang menghancurkan ekosistem dan manusia.
“Hilangnya hutan Amazon adalah salah satunya, bersamaan dengan runtuhnya lapisan es besar di Greenland dan Antartika Barat, matinya terumbu karang di laut yang lebih hangat, dan runtuhnya arus samudra Atlantik yang penting,” ungkap Sakschewski.
Dalam studi mereka, tim peneliti internasional telah mengidentifikasi lima ambang batas iklim dan penggunaan lahan yang tidak boleh dilanggar untuk menjaga ketahanan Amazon.
Lima ambang batas tersebut adalah: pemanasan global, jumlah curah hujan tahunan, intensitas curah hujan musiman, panjang musim kemarau, dan akumulasi deforestasi. Untuk setiap penyebab ini, para ilmuwan menyarankan batas aman untuk menghentikan Amazon melewati titik kritisnya.
Hutan hujan tidak dapat bertahan jika curah hujan tahunan rata-rata turun di bawah 1.000 mm, misalnya. Namun, Da Nian, ilmuwan PIK lainnya dan salah satu penulis studi menjelaskan, di bawah 1.800 mm per tahun, transisi mendadak dari hutan hujan ke vegetasi mirip sabana menjadi mungkin.
Dokumen NDC yang targetnya diserahkan pada Februari tahun 2025 nanti, harus mencakup pemihakan yang jelas terhadap hak asasi manusia, hak masyarakat adat dan transisi energi yang berkeadilan.