Dampak Karantina Wilayah Pandemi COVID-19, Kasus Perceraian Meningkat

blog_10

LAINNYA

Nov 27 2023, 06.09

Kasus perceraian di Malaysia pada 2022 meningkat 43,1 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya. Pada 2021, kasus perceraian berjumlah 43.936 dan pada 2022 naik menjadi 62.890 kasus.

Departemen Statistik Malaysia (DOSM) menyebut, dari 62.890 kasus perceraian yang tercatat pada 2022, 46.138 kasus melibatkan pasangan Muslim.

“Ini merupakan peningkatan 45,8 persen dari tahun sebelumnya,” kata Kepala Statistik DOSM, Uzir Mahidin dikutip dari laman Channel News Asia.

Uzir mengungkapkan, ada juga lonjakan 36,4 persen dalam jumlah perceraian non-Muslim  yaitu dari 12.286 kasus pada 2021 menjadi 16.752 kasus pada 2022. 

Sebagian besar dapat dikaitkan dengan dampak karantina wilayah selama pandemi COVID-19. Namun, sejumlah ahli menyatakan, peningkatan kasus perceraian di Malaysia tidak semuanya buruk. Ini menunjukkan kesadaran yang lebih besar tentang kesehatan mental dalam hubungan.

Selain itu, faktor-faktor seperti prevalensi media sosial, pemberdayaan yang lebih besar di kalangan perempuan serta cara berpikir modern juga merupakan faktor yang mungkin menyebabkan peningkatan jumlah perceraian di negara itu. 

Jerald Gomez, seorang pengacara di Jerald Gomez & Associates, mengatakan, tingkat perceraian yang tinggi dapat dikaitkan dengan dampak pandemi COVID-19. 

Dia menegaskan, kebijakan karantina wilayah yang dikenal sebagai Perintah Kontrol Pergerakan (MCO) selama pandemi memaksa pasangan untuk menghabiskan waktu bersama dalam jarak yang berdekatan tanpa jeda. MCO dimulai pada Maret 2020 dan berlangsung hingga Desember 2021. 

“Pengaturan ini mencegah pasangan memiliki ruang untuk merenung atau menghilangkan stres sendiri di luar kebersamaan satu sama lain. Karantina wilayah ini berlangsung selama hampir dua tahun yang memunculkan banyak perbedaan pendapat, filosofi, pengelolaan keuangan, dan juga memunculkan perilaku satu sama lain di bawah tekanan," kata Gomez.

Dia menjelaskan, pandemi juga menambah tekanan finansial pada hubungan mereka. 

"Hal ini menambah tekanan karena harus saling mendukung dan membuat mereka saling memeriksa kontribusi keuangan satu sama lain," ujar Gomez.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

60% Orang yang Melakukan Pekerjaan Berjam-jam Adalah Perempuan

EKONOMI & BISNIS

Mar 22 2024, 07.17

Bagi sebagian wanita, melakukan pekerjaan ganda lebih merupakan masalah pilihan daripada kebutuhan.


Generic placeholder image

WHO: Penyakit X 20 Kali Lebih Mematikan Dibandingkan COVID-19

LAINNYA

Jan 22 2024, 05.30

Penyakit X adalah virus pengganti hipotetis yang belum terbentuk.


Generic placeholder image

Pil Paxlovid Kurangi Risiko Kematian karena COVID-19 Hingga 73 Persen

LAINNYA

Jan 10 2024, 14.33

Obat ini sangat efektif untuk orang yang berisiko mengalami komplikasi parah.


Generic placeholder image

Negara-Negara Ini Memiliki Tingkat COVID, Flu, dan RSV Tertinggi Saat Ini

GAYA HIDUP

Dec 08 2023, 11.53

Pada akhir bulan November 2023, pelacak pemerintah mengamati adanya lonjakan signifikan pada ketiga penyakit tersebut.


Generic placeholder image

Vaksin Covid Kurang Efektif Bagi Orang Obesitas

GAYA HIDUP

May 16 2023, 07.10

Orang dengan obesitas memiliki respon imun yang terganggu terhadap vaksin lain termasuk untuk influenza, rabies, dan hepatitis.


Copyright Katadata 2022