Pil Paxlovid Kurangi Risiko Kematian karena COVID-19 Hingga 73 Persen

blog_10

LAINNYA

Jan 10 2024, 14.33

Kasus COVID-19 kembali meningkat di sejumlah negara. Padahal, dokter sudah mempunyai obat yang bisa mengurangi risiko kematian akibat virus tersebut. Nama obat itu adalah Paxlovid.

Sebuah studi National Institutes of Health baru-baru ini terhadap sekitar 1 juta orang menemukan bahwa hanya 15% dari mereka yang berisiko terkena penyakit parah yang mengonsumsi obat resep selama lima hari. 

Dari pasien yang menggunakan Paxlovid, obat tersebut mengurangi risiko kematian hingga 73% dan rawat inap turun 26%, yang menunjukkan bahwa obat ini sangat efektif untuk orang yang berisiko mengalami komplikasi parah.

Dokter lambat meresepkan Paxlovid, karena kekhawatiran tentang interaksi dengan obat lain, meskipun pasien dapat menghentikan sementara penggunaan obat lain selama beberapa hari. 

Seperti antivirus lainnya, Paxlovid dirancang untuk menghentikan virus agar tidak membuat salinan dirinya sendiri. Membatasi jumlah salinan membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus.

Dibuat oleh Pfizer, Paxlovid adalah kombinasi dari dua obat: ritonavir dan nirmatrelvir. Nirmatrelvir, sebuah pil oval berwarna merah muda, adalah apa yang disebut protease inhibitor - jenis obat yang sama yang mengubah HIV menjadi penyakit yang dapat ditangani. Obat ini menghentikan virus SARS-CoV-2 untuk bereplikasi.

Ritonavir, pil putih atau putih pudar, meningkatkan aktivitas nirmatrelvir. Paxlovid diberikan dalam kursus lima hari dengan tiga pil yang diminum dua kali sehari. Kebanyakan orang melaporkan merasa lebih baik pada hari kedua atau ketiga setelah minum obat. 

“Pfizer hanya mempelajari obat ini selama lima hari penuh, jadi orang harus meminumnya sesuai resep,” kata Dr. Aida Habtezion, kepala petugas medis Pfizer dilansir dari laman USA Today.

Paxlovid  bisa dokter resepkan untuk anak berusia 12 tahun hingga orang dewasa yang terinfeksi COVID-19, terutama bagi mereka yang berisiko mengalami kondisi parah. Obat ini sebaiknya digunakan sesuai petunjuk dokter dan dalam pengawasan medis yang tepat.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

60% Orang yang Melakukan Pekerjaan Berjam-jam Adalah Perempuan

EKONOMI & BISNIS

Mar 22 2024, 07.17

Bagi sebagian wanita, melakukan pekerjaan ganda lebih merupakan masalah pilihan daripada kebutuhan.


Generic placeholder image

WHO: Penyakit X 20 Kali Lebih Mematikan Dibandingkan COVID-19

LAINNYA

Jan 22 2024, 05.30

Penyakit X adalah virus pengganti hipotetis yang belum terbentuk.


Generic placeholder image

Negara-Negara Ini Memiliki Tingkat COVID, Flu, dan RSV Tertinggi Saat Ini

GAYA HIDUP

Dec 08 2023, 11.53

Pada akhir bulan November 2023, pelacak pemerintah mengamati adanya lonjakan signifikan pada ketiga penyakit tersebut.


Generic placeholder image

Dampak Karantina Wilayah Pandemi COVID-19, Kasus Perceraian Meningkat

LAINNYA

Nov 27 2023, 06.09

Karantina wilayah memaksa pasangan untuk menghabiskan waktu bersama dalam jarak yang berdekatan tanpa jeda.


Generic placeholder image

Vaksin Covid Kurang Efektif Bagi Orang Obesitas

GAYA HIDUP

May 16 2023, 07.10

Orang dengan obesitas memiliki respon imun yang terganggu terhadap vaksin lain termasuk untuk influenza, rabies, dan hepatitis.


Copyright Katadata 2022