Menulis dengan Tangan Mampu Meningkatkan Konektivitas Otak
LAINNYA
Jan 31 2024, 06.55
Seiring dengan kemajuan teknologi, metode tradisional mencatat dengan pena di atas kertas perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Mengetik di keyboard telah menjadi alternatif yang lebih cepat dan nyaman. Namun, para peneliti menemukan sebuah fakta yang menarik, yaitu menulis dengan tangan dapat meningkatkan konektivitas otak dibandingkan dengan mengetik menggunakan keyboard.
"Kami menunjukkan bahwa ketika menulis dengan tangan, pola konektivitas otak jauh lebih rumit dibandingkan dengan mengetik di keyboard. Konektivitas otak yang begitu luas diketahui sangat penting untuk pembentukan memori dan untuk menyandikan informasi baru dan, oleh karena itu, bermanfaat untuk belajar," kata Profesor Audrey van der Meer, salah satu penulis penelitian yang temuannya dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Psychology, dikutip dari Medical Daily.
Untuk memahami efek pada konektivitas otak, para peneliti dari Norwegia memeriksa data electroencephalogram (EEG) dari 36 mahasiswa yang berulang kali diminta untuk menulis, atau mengetik kata yang muncul di layar.
Selama fase menulis, mereka diberikan pena digital yang memungkinkan 36 mahasiswa itu untuk menulis dengan huruf kursif secara langsung pada layar sentuh. Saat mengetik, para peserta diminta untuk menggunakan satu jari guna menekan tombol pada keyboard.
Para peneliti mencatat, bahwa konektivitas daerah otak yang berbeda meningkat ketika partisipan menulis dengan tangan, tetapi tidak ketika mereka mengetik menggunakan keyboard.
"Temuan kami menunjukkan bahwa pola spatiotemporal dari informasi visual dan proprioseptif yang diperoleh melalui gerakan tangan yang dikontrol secara tepat saat menggunakan pena, berkontribusi secara luas terhadap pola konektivitas otak yang mendorong pembelajaran. Kami mendorong agar anak-anak, sejak usia dini, harus terpapar dengan kegiatan menulis tangan di sekolah untuk membentuk pola konektivitas neuron yang memberikan kondisi optimal bagi otak untuk belajar," tulis para peneliti.
Meskipun temuan ini dibuat berdasarkan pengujian terhadap peserta saat menulis dengan pena digital, para peneliti mengatakan bahwa mereka mengharapkan hal yang sama ketika menggunakan pena asli di atas kertas.
Karena gerakan tangan saat menulis berada di balik peningkatan aktivitas otak, menulis dalam bentuk cetak juga diharapkan memiliki manfaat yang sama dengan menulis kursif.
Di sisi lain, gerakan sederhana seperti menekan tombol dengan jari yang sama berulang-ulang saat mengetik ternyata kurang menstimulasi otak.
"Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak yang telah belajar menulis dan membaca di tablet, dapat mengalami kesulitan membedakan antara huruf yang merupakan bayangan cermin satu sama lain, seperti 'b' dan 'd'. Mereka benar-benar belum merasakan dengan tubuh mereka bagaimana rasanya menghasilkan huruf-huruf tersebut," kata van der Meer.