Influencer memiliki peran sangat penting untuk bisa menaikkan citra dan pendapatan sebuah perusahaan. Melalui influencer yang mempromosikan produk tertentu dari suatu perusahaan dengan sangat baik, maka perusahaan tersebut bisa mendapatkan untung besar, dan namanya terangkat di pasaran.
Terlepas dari semua itu, untuk menjadi seorang influencer ternyata tidaklah mudah, salah satu kriteria yang harus ada pada influencer adalah memiliki kredibilitas tinggi. Kredibilitas adalah modal utama seorang influencer bisa dipercaya saat mempromosikan suatu produk tertentu.
Beberapa hal penting lainnya untuk menjadi seorang influencer yang bisa dipercaya dijelaskan oleh Wicaksono, Dewan Pengarah Siberkreasi sekaligus Praktisi Media Sosial, dan juga Alissa Wahid, Direktur Utama Jaringan GUSDURian dalam Webinarnya Literasi Digital, yang berjudul Objektif Menilai Pengaruh Influencer.
Webinar ini terselenggara berkat kerja sama Katadata dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Rabu (10/5/2023) di Jakarta.
Dalam penjelasannya, Wicaksono mengatakan, ada dua hal penting yang perlu dipelajari serta dimiliki oleh influencer, yakni secara teknis dan non teknis.
Secara teknis, seorang influencer harus memiliki konsistensi, keterampilan untuk berkomunikasi dalam bentuk tulisan, gambar, video, serta memiliki keahlian dalam mengatur waktu saat memposting produk di media sosial.
Akan tetapi, Wicaksono berpendapat, keterampilan secara non teknis lah yang justru harus diutamakan oleh seorang influencer, yakni bagaimana caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari konsumen yang terkadang tidak relevan dengan produk yang dipromosikan.
Selain itu, Wicaksono juga menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang influencer. Secara umum, influencer harus memiliki sikap terhadap sesuatu yang ia promosikan dan sesuatu tersebut harus selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
“Kalau menurut saya secara umum, pertama-tama kita harus punya sikap terhadap sesuatu, harus selaras lah nilai-nilai yang kita pegang, baik nilai-nilai yang berlaku di negara ini, nilai hukum, agama, norma, dan nilai-nilai yang universal seperti kejujuran dan seterusnya. Nah, yang boleh dilakukan adalah mempromosikan produk atau layanan yang memang valid, atau sah,” terang Wicaksono.
Baca juga:
7 Cara Menjadi Influencer Sukses yang Bisa DiikutiSementara itu, menurut Alissa Wahid, dalam memasarkan suatu produk dari brand tertentu, seorang influencer harus bersikap netral, sehingga tidak ada beban saat melakukan promosi dan ada baiknya fokus pada kelebihan produk tersebut, tanpa membandingkannya dengan produk dari brand lain.
Ia menambahkan, agar benar-benar didengar dan dipercaya oleh konsumen, seorang influencer harus memiliki kredibilitas tinggi, serta tujuan yang jelas dalam mempromosikan suatu produk.
Hal tersebut dikarenakan modal utama menjadi influencer adalah kepercayaan dari konsumen, dan kepercayaan itu berawal dari kredibilitas yang tinggi.
“Kalau saya rumusnya itu saja sebetulnya, kalau mau membangun kredibilitas, pastikan bahwa kita integritasnya memang terjaga. Yang kedua itu itikad. Kita itu kalau mau jadi influencer yang bener-bener didengarkan itu itikadnya harus clear, bahwa kita mau mengedukasi, bukan mau jualan,” ujar Alissa.