Meski Harga Mahal, Masa Depan Mobil Listrik Masih Menjanjikan
EKONOMI & BISNIS
Apr 10 2024, 17.12
Masa depan kendaraan listrik cukup menjanjikan meski tantangan semakin berat. Hal ini terjadi karena masih banyak konsumen yang lebih memilih mobil hybrid yang membuat permintaan mobil listrik melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Di Amerika Serikat, pemerintahan Joe Biden mengumumkan aturan bulan lalu untuk sebagian besar mobil penumpang baru dan truk ringan yang dijual harus semuanya listrik atau hibrida pada 2032. Aturan batas polusi knalpot yang baru ini diharapkan dapat mengubah pasar mobil Amerika.
Namun, para produsen mobil memperingatkan bahwa tanpa adanya konsumen yang membeli kendaraan-kendaraan ini, transisi menuju industri otomotif yang lebih ramah lingkungan akan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.
Salah satu tantangannya adalah harga mobil listrik, yang masih mahal bagi banyak konsumen. Rata-rata mobil listrik dijual dengan harga hampir 5.000 dolar AS lebih mahal daripada harga rata-rata mobil bensin.
Presiden dan CEO National Automobile Dealers Association, Mike Stanton, mengatakan masih panjang jalan yang harus ditempuh oleh ekosistem mobil listrik.
"Kita belum sampai di sana. Kita masih harus menempuh jalan panjang, terutama jika kita mempertimbangkan masyarakat yang kurang beruntung, masyarakat Amerika yang berpenghasilan rendah. Kita harus membuat kendaraan ini terjangkau untuk semua orang," kata Stanton kepada Reuters.
Selain biaya yang lebih tinggi untuk memiliki mobil listrik, konsumen juga mengkhawatirkan infrastruktur pengisian daya. Pengemudi yang tidak memiliki garasi pribadi mengandalkan titik pengisian daya publik.
"Bahkan dengan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur, jumlah kendaraan listrik di jalan raya meningkat 2,5 kali lipat dari kecepatan pemasangan pengisi daya kendaraan listrik. Hal ini berkontribusi pada rendahnya kepuasan pelanggan terhadap pengisian daya publik. Masalah-masalah ini telah mengakibatkan penurunan belanja dan minat terhadap mobil listrik selama lima bulan berturut-turut," tambah Stanton.
Cina, pasar mobil listrik terbesar di dunia, juga menghadapi perlambatan permintaan domestik. Hal ini telah menyebabkan dorongan dari pemerintah Cina agar produsen mobil melakukan ekspansi ke luar negeri, yang memicu kekhawatiran bahwa mobil impor pada akhirnya dapat merugikan industri otomotif Eropa dan Amerika.
Para pengamat mengatakan, berbagai pemerintah harus mengatasi masalah harga, infrastruktur, dan jangkauan, jika mereka ingin mempercepat adopsi mobil listrik.
Namun, para penyelenggara New York International Auto Show, yang berlangsung dari 29 Maret hingga 7 April, yakin industri ini akan mampu mengatasi kondisi yang sulit ini.
"Pendekatan untuk mencapai elektrifikasi mungkin akan mengambil jalan yang agak berbeda antara Cina dan Amerika Serikat," kata Mark Schienberg, presiden New York International Auto Show.