Survei baru dari Bank America menunjukkan data, bahwa 53% Gen Z mengatakan biaya hidup yang tinggi merupakan penghalang bagi kesuksesan finansial mereka. Survei ini dilakukan pada bulan Agustus, terhadap hampir 1.200 orang dewasa muda berusia 18 hingga 26 tahun.
Dikutip dari laman CNBC, disebutkan hampir 3 dari 4 orang dewasa muda atau 73% yang disurvei mengatakan telah mengubah kebiasaan belanja mereka di tengah inflasi yang kini mencapai rekor tertinggi.
Kemudian, di antara perubahan gaya hidup yang mereka lakukan adalah dengan memasak di rumah lebih sering (43%). Lalu, mengurangi belanja pakaian (40%), hingga membatasi belanja kebutuhan pokok (33%).
"Banyak dari mereka yang mengalah," kata AJ Barkley, kepala pinjaman lingkungan dan komunitas di Bank of America.
Terlilit utang Dalam survei itu disebutkan bahwa lebih dari sepertiga Gen Z muda juga menghadapi kemunduran dalam satu tahun terakhir, yang mungkin membuat mereka berhenti menabung atau mengambil lebih banyak utang.
Gen Z menghadapi tantangan keuangan yang unik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dimana lulusan perguruan tinggi berpenghasilan 10% lebih rendah, dibandingkan dengan orang tua mereka.
Hidup dari gaji ke gaji Sebuah survei Deloitte yang dirilis awal tahun ini juga mengungkapkan sekitar 14.500 anggota Gen Z di 44 negara hidup dari gaji ke gaji. Sehingga hal itu membuat mereka banyak mengambil pekerjaan sampingan.
Akan tetapi, menurut penelitian Bank of America, sebagian besar responden merasa yakin bahwa mereka dapat mengatur pengeluaran sehari-hari, anggaran, dan kredit mereka.
Namun, mereka kurang percaya diri dalam hal menabung untuk masa pensiun atau berinvestasi di pasar saham, demikian hasil penelitian tersebut.
"Inilah saatnya untuk membangun fondasi yang kokoh yang akan membuat Anda sukses selama beberapa dekade ke depan dalam kehidupan finansial Anda," ujar Douglas Boneparth, perencana keuangan bersertifikat dan presiden Bone Fide Wealth di New York. Boneparth juga merupakan anggota Dewan Penasihat Keuangan CNBC.
Menjalani hidup melajang bukan hanya tentang menunggu waktu sampai Mr. Right datang, tetapi juga tentang menikmati fase kehidupan yang menawarkan keuntungan.