Pahami Definisi Green Finance Agar Uang Anda Ramah Lingkungan
EKONOMI & BISNIS
May 10 2023, 06.03
Green finance atau keuangan hijau menjadi topik hangat di dunia investasi seiring dengan munculnya gerakan mengurangi emisi karbon dan gaya hidup ramah lingkungan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mempertimbangkan konsep keuangan hijau untuk memandu aliran dana untuk pembangunan berkelanjutan.
Beberapa negara, termasuk Indonesia, telah menunjukkan keseriusannya dalam mengurangi emisi dan polusi, serta pengembangan green finance.
Definisi Green Finance
Arti green finance merupakan konsep keuangan hijau yang bertujuan untuk menciptakan dan mendistribusikan produk serta layanan keuangan yang mendorong investasi ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Fokus utama konsep green finance adalah pembiayaan atau pengeluaran modal untuk proyek atau pembangunan yang lebih ramah lingkungan.
Di Indonesia, green finance diartikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Taksonomi Hijau tahun lalu. Dokumen ini memuat daftar klasifikasi aktivitas ekonomi yang disusun berdasarkan delapan kementerian lainnya guna mendukung upaya dalam melindungi lingkungan dan adaptasi dengan iklim.
Dalam Taksonomi Hijau Indonesia terdapat kajian berupa 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi, di mana 919 di antaranya telah dikonfirmasi dengan menteri terkait sektor dan subsektornya.
Melansir dari halaman OJK, penyusunan Taksonomi Hijau tidak hanya fokus pada subsektor/sektor yang masuk dalam kategori hijau, tapi juga termasuk subsektor/sektor yang belum termasuk ke dalam kategori hijau.
Bagaimana membuat keuangan Anda "hijau"?
Perubahan iklim sering digambarkan berjalan beriringan, dengan dorongan manusia untuk menghasilkan uang yang mempercepat perubahan iklim. Dengan demikian, keuangan dan investasi sering dilihat sebagai penyebab perubahan iklim, tetapi tidak pernah sebagai solusi.
Di sinilah pertanyaan muncul. Bagaimana membuat keuangan Anda "hijau" dan berkelanjutan? Bagaimana memulainya?
Hal pertama yang perlu diketahui tentang uang di rekening tabungan adalah uang sebenarnya tidak secara material ada di rekening tabungan Anda, tetapi dipinjamkan dan diinvestasikan kembali oleh bank.
Ini menjadi masalah karena dunia perbankan internasional mengalirkan pembiayaan ke sebagian industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Dengan kata lain, saat menabung, Anda sebenarnya secara tak langsung turut andil dalam menciptakan krisis iklim.
Tentu saja tidak semua “bank buruk”. Di tengah meningkatnya kesadaran akan tanggung jawab lingkungan, beberapa bank telah menyatakan komitmen untuk mendorong transisi ke perekonomian rendah karbon melalui solusi keuangan berkelanjutan.
Jadi, langkah pertama Anda menuju keuangan yang lebih hijau adalah mencari tahu apakah dan berapa banyak uang yang diinvestasikan bank Anda dalam industri yang merusak iklim setiap tahun.
Bagaimana Anda bisa yakin bahwa bank baru akan menjadi bank yang lebih berkelanjutan? Ini bahkan lebih rumit karena tidak ada standar minimum yang seragam untuk label investasi berkelanjutan.
Cara paling sederhana adalah memanfaatkan mesin pencari. Anda bisa mengetik bank tertentu dengan tambahan kata kuci lain, misalnya “investasi bahan bakar fosil”. Namun Anda harus hati-hati dengan informasi dari dunia maya.
Anda juga dapat menggali informasi dari Otoritas Jasa Keuangan yang memiliki Taksonomi Hijau Indonesia yang dapat diakses publik. Taksonomi Hijau Indonesia memiliki kajian berupa 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi, di mana 919 di antaranya telah dikonfirmasi dengan menteri terkait sektor dan subsektornya. Penyusunan Taksonomi Hijau tidak hanya fokus pada subsektor/sektor yang masuk dalam kategori hijau, tapi juga termasuk subsektor/sektor yang belum termasuk ke dalam kategori hijau.
Perubahan wajah Kota Malang yang sekarang terlihat jelas di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, yang lebih dikenal oleh masyarakat lokal sebagai Kayutangan Heritage Street.
AMS 2022/2023 menyoroti perkembangan industri fintech, fenomena tech winter, talenta digital, kontribusi terhadap perekonomian (terutama investasi) dan penerapan tata kelola yang baik.