Pengalaman Masa Kecil yang Positif Terkait dengan Pengurangan Risiko Kecemasan
GAYA HIDUP
Apr 29 2024, 17.34
Sebuah studi mengungkapkan bahwa memiliki pengalaman positif berkaitan dengan peningkatan kesehatan mental di kalangan remaja, yang pada akhirnya dapat mengarah pada penurunan risiko depresi dan kecemasan. Sebaliknya, pengalaman buruk dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan signifikan lainnya.
Dilansir dari laman Medical Daily, studi yang dipimpin oleh Hasina Samji dari Universitas Simon Fraser, Kanada, membuat kesimpulan setelah mensurvei lebih dari 8.800 siswa dari Januari hingga Maret 2022 selama gelombang kelima pandemi, waktu yang mencakup jumlah kasus COVID-19 harian tertinggi.
Para peserta adalah siswa kelas 11 di sekolah British Columbia. Mereka diminta untuk mengingat kembali jumlah pengalaman positif dan buruk mereka sampai usia 18 tahun. Selain itu, para siswa diminta untuk menilai tingkat keparahan gejala depresi dan kecemasan mereka dan menilai kesejahteraan mental dan kepuasan hidup mereka secara keseluruhan.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengalami empat atau lebih pengalaman masa kecil yang merugikan empat kali lebih mungkin mengalami depresi dan kepuasan hidup yang rendah. Mereka tiga kali lebih berisiko mengalami kecemasan dan 30 kali lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri daripada orang yang tidak memiliki pengalaman masa kecil yang merugikan.
"Remaja tanpa pengalaman masa kecil yang merugikan (ACE) memiliki kesehatan mental dan kesejahteraan yang jauh lebih baik daripada mereka yang memiliki satu atau lebih ACE. Memiliki enam atau lebih pengalaman masa kecil yang positif (PCE) dikaitkan dengan kesehatan mental dan kesejahteraan yang lebih baik pada remaja dengan dan tanpa ACE. PCE secara signifikan memoderasi hubungan antara ACE dan depresi. Ukuran efek lebih besar untuk PCE daripada ACE dalam kaitannya dengan depresi, kesejahteraan mental, dan kepuasan hidup," tulis para peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Abuse & Neglect.
“Kita tidak bisa mencegah kesulitan untuk semua anak muda. Kita tahu kesulitan menyebabkan begitu banyak hasil yang buruk di seluruh domain, apakah itu penyakit menular, atau penggunaan zat, atau obesitas, atau penyakit jantung. Ketika Anda melihat orang-orang yang telah terpapar empat atau lebih pengalaman masa kecil yang merugikan, dibandingkan dengan lebih sedikit atau nol pengalaman buruk—mereka berisiko lebih tinggi untuk hampir setiap hasil kesehatan yang buruk," Samji menambahkan.
Samji menuturkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk membuat mereka melewati pasca-pandemi, guna mendukung remaja dan menumbuhkan rasa memiliki komunitas bagi kaum muda.
“Sebagai sistem perawatan kesehatan, kami sering sangat reaktif. Kaum muda memberi tahu kami bahwa kami menunggu mereka berada dalam krisis sebelum kami memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Saya benar-benar ingin pergi ke hulu dan berpikir tentang dukungan tingkat individu seperti apa, tetapi juga dukungan struktural dan sistemik yang dapat kami berikan lebih awal," ujar Samji.