Suplemen Minyak Ikan Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
GAYA HIDUP
May 30 2024, 11.38
Minyak ikan yang berasal dari ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan trout sering direkomendasikan karena efek antiinflamasinya, terutama pada penderita penyakit kardiovaskular (CVD), tekanan darah tinggi, lipid abnormal, dan artritis reumatoid.
Ikan berlemak merupakan sumber dua asam lemak omega-3 yang dibutuhkan tubuh manusia, tetapi tidak dapat diproduksi sendiri, yaitu asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eicosapentaenoic (EPA).
Namun, meskipun tampaknya ide yang baik bagi orang sehat untuk mengkonsumsi minyak ikan guna membantu mencegah penyakit, hasil penelitian jangka panjang yang diterbitkan pada 21 Mei 2024, di jurnal BMJ Medicine, menunjukkan bahwa ide ini tidak mungkin tidak sepenuhnya benar.
Para peneliti menemukan bahwa, mengkonsumsi minyak ikan secara teratur kemungkinan dapat meningkatkan risiko untuk terkena penyakit jantung dan stroke bagi orang sehat.
Namun, penggunaan secara teratur dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit jantung yang memang sudah dialami sebelumnya. Hal ini juga membantu mengurangi risiko kematian.
Para peneliti melibatkan 415.737 orang dari studi UK Biobank. Lebih dari separuh (55%) partisipan adalah wanita, dan usia mereka berkisar antara 40 hingga 69 tahun. Informasi yang dikumpulkan tentang individu-individu tersebut termasuk penggunaan suplemen minyak ikan, dan asupan makanan mereka dari ikan berminyak dan tidak berminyak.
Kesehatan mereka dilacak hingga kematian mereka atau akhir penelitian pada Maret 2021. Sekitar sepertiga orang mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi suplemen minyak ikan secara teratur, dengan mayoritas dari mereka berusia lebih tua, berkulit putih, dan perempuan.
Di antara mereka yang tidak memiliki penyakit jantung, yang diketahui pada awal penelitian, konsumsi suplemen minyak ikan secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena fibrilasi atrium sebesar 13%, dan risiko terkena stroke sebanyak 5%.
Namun, para konsumer rutin minyak ikan yang memiliki penyakit jantung pada awal penelitian mengalami risiko 15% lebih rendah untuk beralih dari fibrilasi atrium ke serangan jantung, dan risiko 9% lebih rendah untuk berkembang dari gagal jantung ke kematian.
Dr Michael O. McKinney, dokter utama di Healthy Outlook di Jacksonville, Florida menjelaskan bahwa, asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam suplemen minyak ikan telah dipelajari secara luas, dan ditemukan memiliki efek anti-inflamasi dan penurun lipid.
“Pada individu dengan penyakit kardiovaskular, sifat ini dapat menstabilkan plak aterosklerotik, menurunkan kadar trigliserida serum, dan meningkatkan fungsi endotel, sehingga mengurangi efek samping kardiovaskular,” katanya, dikutip dari Healthline.
Namun, McKinney mencatat bahwa situasinya tidak akan begitu mudah ketika orang berada dalam kondisi kesehatan yang baik.
“Potensi manfaat omega-3 dosis tinggi dapat meningkatkan risiko pendarahan karena efek antikoagulannya melebihi manfaatnya pada individu yang tidak memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang signifikan,” katanya melanjutkan.
Mengonsumsi suplemen minyak ikan saat seseorang sehat juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam lemak, yang mungkin secara tidak sengaja meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, menurut McKinney.
Sarah Bonza, seorang dokter keluarga bersertifikat dan pendiri Bonza Health di Columbus, Ohio mengatakan, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan dapat meningkatkan risiko orang sehat terkena fibrilasi atrium, yaitu gangguan irama jantung yang terkait dengan penyakit jantung.
“Namun, bagi orang-orang dengan kesehatan kardiovaskular yang buruk, omega-3 memang memiliki efek anti-inflamasi dan penstabil plak,” tambahnya, “yang membantu memperlambat perkembangan penyakit kardiovaskular dan mengurangi kemungkinan kematian akibat penyakit jantung.
“Jadi, manfaat ini mungkin lebih besar dibandingkan bahayanya pada pasien dengan sistem kardiovaskular yang lemah,” kata Bonza.
“Jika Anda sehat dan ingin menggunakan kapsul minyak ikan untuk mencegah penyakit jantung, mungkin lebih baik mempertimbangkan keputusan Anda,” ujar Bonza.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa American Heart Association tidak menganjurkan konsumsi suplemen omega-3 jika Anda berisiko rendah terkena CVD karena efeknya “jauh lebih besar” pada mereka yang mengidap penyakit tersebut. Sebaliknya, Bonza menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung dengan banyak sumber omega-3 alami, seperti ikan. Menurutnya, hal ini akan lebih bermanfaat bagi kesehatan Anda.
“Di sisi lain, faktor kondisi kesehatan pribadi berbeda-beda, sehingga penting untuk berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu sebelum memilih untuk mengubah konsumsi suplemen,” tambahnya.
“Bicaralah dengan dokter Anda terlebih dahulu agar aman,” lanjutnya.
Bonza mengatakan, dia merekomendasikan suplemen dengan minyak biji rami atau biji chia daripada minyak ikan, karena kandungan asam alfa-linolenat (ALA) yang tinggi. Ini adalah asam lemak omega-3 nabati, jelasnya.
Dia juga menyarankan untuk menambah pola makan dengan jenis asam lemak ini, karena mungkin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung, namun tidak terkait dengan risiko fibrilasi atrium. Selain itu, pola makan yang mengandung omega-3 berupa kacang-kacangan, produk kedelai, dan makanan yang difortifikasi akan memberikan manfaat yang sama tanpa suplemen dosis tinggi, tambahnya.
McKinney juga menyarankan untuk melengkapi dengan suplemen pendukung jantung lainnya, seperti Coenzyme Q10 (CoQ10), dan suplemen serat, seperti psyllium husk.
“Selain itu, setiap orang harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatannya sehingga setiap pasien dapat menyesuaikan pilihan suplementasinya sesuai dengan masalah kesehatan dan kekhasannya,” tutupnya.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.