Jangan Dibuang! Kulit Jeruk Bermanfaat Besar bagi Kesehatan Jantung
GAYA HIDUP
Jun 03 2024, 13.54
Kulit jeruk yang pahit berfungsi untuk melindungi buahnya, dan kulit jeruk juga dapat melindungi organ-organ di dalam tubuh manusia jika saja setiap orang berhenti membuang kulitnya.
Para ilmuwan di University of Florida dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menemukan kulit jeruk ternyata mengandung senyawa bioaktif baru, yang disebut feruloylputrescine (FP), yang bermanfaat besar bagi kesehatan jantung ketika dimakan.
Dalam satu percobaan, ketika tikus diberi makan ekstrak kulit jeruk yang bergizi, kaya akan FP, selama enam minggu berturut-turut, para peneliti melihat adanya penurunan biomarker darah yang terkait dengan peradangan dan penyakit kardiovaskular. Bahkan ketika mengonsumsi makanan tinggi lemak selama waktu ini, hewan yang diberi makan FP dengan dosis harian lebih sedikit lemaknya daripada kelompok yang konsumsi makannya dikontrol.
FP adalah metabolit yang awalnya ditemukan dalam daun dan jus jeruk bali. Meskipun juga muncul di beberapa jeruk, tampaknya tidak ada dalam jeruk nipis, lemon, jeruk keprok, atau jeruk mandarin.
Senyawa ini telah menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir, karena potensi antioksidan dan antiinflamasinya, namun masih banyak yang belum diketahui oleh para ahli.
"Ini adalah temuan baru yang menyoroti potensi kesehatan feruloylputrescine yang sebelumnya tidak diketahui dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata ilmuwan makanan Yu Wang dari University of Florida, dikutip dari Science Alert.
Jeruk adalah salah satu buah yang paling populer di dunia, sebagian besar dikonsumsi untuk diambil jusnya, dan kulitnya yang pahit biasanya dibuang. Setiap tahun, 32 juta ton kulit jeruk terbuang sia-sia, padahal kulitnya masih bisa dimakan dan bisa menjadi makanan yang baik untuk tubuh manusia. Ketika potongan-potongan jeruk diberikan pada ayam, tampaknya ada manfaat kesehatan bagi hewan-hewan tersebut.
Bila diandingkan dengan bagian yang berair, kulit jeruk mengandung konsentrasi vitamin, antioksidan, dan limonene yang mengesankan, yaitu bahan kimia yang dapat memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-kanker.
FP sendiri tidak boleh diabaikan. Ketika metabolit ini dikonsumsi, FP mampu menghentikan beberapa bakteri tertentu di usus, untuk mengeluarkan produk sampingan yang disebut trimetilamina (TMA) saat memecah makanan.
TMA diproduksi oleh bakteri usus yang sering terlibat dalam pencernaan daging, atau diet tinggi lemak dan rendah protein. Ketika senyawa ini memasuki aliran darah melalui usus, senyawa ini menuju ke hati dan dimetabolisme menjadi trimetilamina N-oksida (TMAO).
TMAO dikaitkan dengan peningkatan risiko penumpukan plak arteri, penyakit jantung, stroke, obesitas, serta diabetes tipe 2., dan FP dalam kulit jeruk dapat membantu mengatasi risiko tersebut.
Dalam percobaan di Florida, Amerika Serikat (AS), ketika tikus diberi makan ekstrak kulit jeruk yang mengandung FP, tingkat TMA dan TMAO mereka berkurang, bahkan ketika bakteri yang biasanya menghasilkan metabolit ini terus mengunyah.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Wang dan rekan-rekannya dari departemen pemerintah AS bertujuan untuk menyelidiki apakah ekstrak kulit jeruk dapat meningkatkan kesehatan usus dan jantung.
Kulit jeruk bukanlah makanan yang paling mudah untuk dimasukkan ke dalam makanan, tetapi jika para ilmuwan dapat merancang produk yang dapat dikonsumsi dari kulitnya, ini bisa menjadi bahan makanan yang populer dan meningkatkan kesehatan.
Beberapa perusahaan sudah mulai untuk membuatnya. Dan baru-baru ini, para peneliti juga menemukan bahwa hanya dengan sedikit usaha, kulit pisang bisa diubah menjadi camilan lezat dan bergizi, penuh dengan antioksidan dan vitamin. Hal yang sama berlaku untuk kulit mangga dan jeruk.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.