Penting, Kesadaran Kolektif terhadap Isu Stres di Tempat Kerja

blog_10

GAYA HIDUP

Jun 19 2025, 13.12

Stres di tempat kerja adalah kondisi umum yang disebabkan oleh tekanan emosional akibat tuntutan dan beban kerja. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental serta kinerja pekerja.

Chief Content Officer PT Katadata Indonesia Heri Susanto, menekankan pentingnya kesadaran kolektif terhadap isu stres di tempat kerja. 

“Kita semua perlu tahu bagaimana menangani stres agar bisa bekerja dengan baik. Kita perlu saling mendukung, peduli satu sama lain sebagai sesama karyawan. Harapannya, dengan lingkungan kerja yang nyaman, produktivitas meningkat, dan dampaknya baik bagi kita semua,” kata Heri saat memberikan kata sambutan di acara diskusi Stress First Aid (SFA): Tangguh Hadapi Stres, Bantu Diri dan Sesama yang merupakan bagian dari program Databoks Goes to Office, di newsroom Katadata, Rabu (16/6/2025).

Survei dari Databoks menunjukkan berbagai dampak nyata stres di masyarakat. Sebanyak 60% perempuan dan 40% laki-laki dilaporkan mengalami kondisi emosi yang tidak stabil. Tak hanya itu, 54% laki-laki juga mengalami kesulitan tidur akibat tekanan mental yang terus-menerus. Di sisi lain, sekitar 21% responden mengaku bergantung pada media sosial, rokok, atau alkohol sebagai bentuk pelarian dari stres yang tidak tertangani.

Bahkan di lingkungan internal Katadata, banyak karyawan menyatakan merasa cukup cemas, kewalahan, dan membutuhkan dukungan yang lebih memadai untuk menjaga keseimbangan emosional. Lebih mengkhawatirkan lagi, 77% peserta belum pernah mendengar istilah Stress First Aid (SFA) sebelumnya, padahal pendekatan ini sangat penting sebagai bentuk "pertolongan pertama" saat menghadapi tekanan mental, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang di sekitar. 

Psikolog Anindya Dewi Paramita menyebut konsep Stress First Aid (SFA) sebagai pendekatan non-klinis yang bertujuan memberikan dukungan awal kepada individu yang mengalami tekanan emosional dari sebuah stressor, sebelum berkembang menjadi gangguan yang lebih serius. Ia menjelaskan bahwa stres adalah reaksi wajar dari tubuh yang bisa dikelola.

“Stres bukan musuh. Dalam kadar yang pas, stres justru bisa jadi pemacu untuk kita bertumbuh. Tapi ketika tidak dikelola, ia bisa membuat kita jatuh, membeku, atau justru mencari pelarian yang kurang sehat,” ujar Anindya.

Ia juga memaparkan bahwa respons terhadap stres bisa beragam, tergantung kondisi individu. Beberapa respons umum yang kerap muncul antara lain fight (melawan atau mudah marah), flight (menghindar atau menjauh dari situasi), freeze (membeku dan tidak tahu harus berbuat apa), flop (merasa mati rasa atau mengalami kelelahan ekstrem), dan fawn (berusaha menyenangkan orang lain secara berlebihan demi menghindari konflik). 

“Kita sering terlalu reaktif terhadap stres, padahal hal pertama yang perlu dilakukan justru ‘pause’. Lihat dulu, kenali, baru merespons. Bukan langsung terbawa,” jelas Anindya

Sebagai bagian dari strategi praktis menghadapi tekanan emosional, karyawan juga diperkenalkan pada konsep 7C dalam Stress First Aid (SFA), sebuah cara pendekatan yang menggabungkan elemen self-care dan dukungan sosial untuk merespons stres secara lebih sehat dan konstruktif. 

Konsep ini mencakup tujuh langkah penting, yaitu: 

1. Check: Berhenti sejenak untuk mengenali apa yang dirasakan
2. Coordinate: di mana seseorang menentukan apakah kondisi tersebut bisa ditangani sendiri atau perlu melibatkan bantuan dari orang lain.
3. Cover: Menciptakan ruang aman untuk diri sendiri.
4. Calm: Melatih ketenangan melalui melalui teknik pernapasan, grounding, atau aktivitas spiritual seperti berwudhu.
5. Connect: Membangun koneksi dan dukungan sosial yang dapat memperkuat ketahanan mental. 
6. Competence: Mengembangkan kapasitas dan keterampilan dalam menghadapi tantangan.
7. Confidence: Membangun keyakinan bahwa stres bisa diatasi dan dikendalikan dengan cara yang tepat. 

Melalui kegiatan Databoks Goes to Office ini, Katadata menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kondisi kerja yang sehat secara emosional. 

Penulis : Santy Juwita

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022