Rendam Kaki di Air Panas, Solusi Mengurangi Rasa Sakit ketika Migrain
GAYA HIDUP
Sep 13 2023, 07.08
Jutaan orang menderita migrain tanpa ada obat yang dapat meredakann. Namun, seorang perempuan di TikTok mengklaim telah menemukan solusi untuk mengatasi rasa sakitnya yang terus berulang.
Dalam video tersebut, wanita itu bercerita dirinya menderita migrain sejak lama dan telah menemukan kelegaan dari trik yang sederhana namun aneh ini. Video ini menjadi viral dengan 3,1 juta penayangan dan banyak orang membanjiri komentar yang menyatakan bahwa trik ini berhasil bagi mereka.
"Migrain hilang dalam waktu sekitar 10-15 menit tanpa ada rasa tidak enak setelahnya," komentar salah satu pengguna TikToker.
Saya melakukan ini minggu lalu. Merendam kaki saya selama 10 menit dalam air panas dan itu berhasil. Saya mengalami sakit kepala ringan selama sekitar empat jam setelahnya," kata pengguna Tiktok lainnya.
Kunal Sood, seorang dokter nyeri akut dan kronis bersertifikat dari Maryland, bereaksi terhadap video TikTok seorang wanita yang mengklaim bahwa merendam kaki dalam air panas dapat meringankan rasa sakit migrain.
Dokter Sood mengonfirmasi bahwa trik mudah ini bisa berhasil. Kata Sood, merendam kaki dalam air panas dapat membantu meringankan rasa sakit tanpa efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat-obatan.
Sood menjelaskan bahwa air panas membantu melebarkan pembuluh darah di kaki Anda, yang menarik darah dari kepala ke kaki. Ketika darah ditarik ke kaki Anda, hal itu akan meringankan tekanan di kepala Anda.
Lauren R. Natbony, pendiri dan direktur medis Integrative Headache Medicine of New York, menjelaskan bagaimana migrain berbeda dengan sakit kepala. Kata dia, migrain adalah penyakit neurologis yang melemahkan yang ditandai dengan episode nyeri kepala yang parah dan berulang.
Menurut Mayo Clinic, migrain juga dikaitkan dengan kepekaan terhadap cahaya dan suara dan dapat menyebabkan mual dan muntah.
"Mungkin perlu waktu untuk menemukan kombinasi terapi yang paling efektif. Saya memberi tahu pasien saya bahwa kita perlu terus mengeksplorasi berbagai strategi, seperti pengobatan, perubahan gaya hidup, dan terapi alternatif, sampai kita menemukan apa yang berhasil,” kata Nathbony, dikutip dari laman New York Post.