Maria Ressa Sebut Perlindungan Pers Perlu Dukungan dari Solidaritas Internasional
LAINNYA
Nov 16 2025, 13.06
CEO Rappler dan peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, menegaskan pentingnya solidaritas internasional dalam melindungi kebebasan pers saat membuka acara Social Good Summit (SGS), yang digelar di Lanson Place MOA, Manila, Filipina, Minggu (16/11).
Social Good Summit merupakan forum tahunan yang diadakan oleh Media Rappler, yang mempertemukan masyarakat sipil, inovator, dan pemimpin yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.
Dalam pidatonya, Ressa membuka dengan kilas balik kariernya di dunia jurnalistik. Ia menyebut periode tersebut sebagai fase paling menantang, terutama ketika menghadapi berkali-kali surat perintah penangkapan pada 2019.
Menurutnya, kasus tersebut menunjukkan bagaimana hukum dapat dipersenjatai untuk menekan kritik.
“Saya sudah pernah terkena gas air mata dan ditembaki. Namun saya tidak pernah membayangkan akan ditangkap berkali-kali,” ujarnya.
Ressa kemudian menyoroti peran pengacara HAM internasional Amal Clooney, yang mengambil alih dan memimpin tim hukum internasionalnya secara pro bono. Ia menilai keterlibatan Clooney menjadi bukti bahwa komunitas global memahami pola kriminalisasi terhadap jurnalis dan upaya membungkam kebebasan berekspresi.
“Amal melangkah masuk karena ia mengenali pola yang selama ini ia lawan, yakni pemerintah yang mempersenjatai hukum untuk menghancurkan perbedaan pendapat,” kata Ressa.
Selain Amal, ia juga menyebut kontribusi aktor dan aktivis George Clooney, yang selama bertahun-tahun terlibat dalam isu HAM, anti-genosida, serta advokasi akuntabilitas terhadap pemimpin korup.
Ressa mengungkapkan pengalamannya bertemu keduanya saat pembentukan Clooney Foundation for Justice, yang kemudian meluncurkan inisiatif TrialWatch untuk memantau persidangan yang berpotensi tidak adil di berbagai negara.
Ressa menyatakan bahwa rangkaian tekanan politik yang ia hadapi justru membuka jalan bagi kolaborasi global dalam memperjuangkan kebenaran dan kebebasan pers. Ia menegaskan bahwa dukungan komunitas internasional menjadi faktor penting bagi Rappler untuk tetap bertahan.
“Kami bisa melewati tahun-tahun sulit itu karena dukungan banyak pihak,” tutupnya.
Tang mengusulkan bahwa memanfaatkan teknologi cukup secara sederhana. Teknologi tidak perlu memberikan jawaban, tetapi membantu menerjemahkan perbedaan cara pandang antar kelompok.