Tujuh Sikap Sopan yang Sebenarnya Tidak Disukai Pewawancara Kerja

blog_10

LAINNYA

Jan 15 2024, 11.11

Bersikap baik dan sopan bisa membuka pintu kesempatan dalam hal karir. Namun ternyata, tidak semua pewawancara kerja menyukai sikap sopan yang ditunjukkan oleh pelamar saat wawancara kerja.

Lantas, apa saja sikap sopan tersebut? Dilansir dari Reader Digest, berikut ini tujuh sikap sopan yang sebenarnya tidak disukai oleh pewawancara kerja.

1. Tidak Mengajukan Pertanyaan 

Rasanya aneh jika dalam wawancara kerja seorang pelamar tidak mengajukan pertanyaan saat diwawancara, karena hal itu berarti pelamar tidak melakukan riset terlebih dahulu terkait perusahaan yang dituju.

Menurut Neha Sangwan, spesialis komunikasi dan penulis buku Powered by Me, sikap pelamar yang seperti itu menandakan ia tidak serius terhadap kesempatan yang diberikan, yang mana sebenarnya pekerjaan itu sangat ia butuhkan.

"Seseorang yang benar-benar tertarik mungkin akan menanyakan pertanyaan yang sama kepada beberapa orang dan membandingkan jawaban mereka atau menggunakan ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan ketertarikan untuk mengenal orang yang ada di hadapan mereka," jelas Neha.

Lakukan ini sebagai gantinya: 

Ajukan pertanyaan yang spesifik kepada pewawancara tentang pengalaman mereka, seperti: "Bagaimana Anda memutuskan bahwa ini adalah tempat yang tepat untuk Anda?" atau "Apa aspek favorit Anda dalam bekerja di sini?" Atau jika pelamar memiliki pertanyaan yang mengganjal, inilah saatnya untuk menanyakannya. 

2. Bersikap Formal

Situasi formal membutuhkan beberapa formalitas, seperti surat lamaran harus profesional, percakapan pelamar dan pewawancara kerja tidak boleh terlalu akrab, dan pelamar harus merahasiakan beberapa detail pribadi tentang diri mereka. Namun saat ini dunia telah berubah menjadi semakin informal, dan menjadi terlalu formal juga merupakan kesalahan dalam wawancara kerja.

"Anda mungkin berpikir bahwa Anda bersikap sopan dengan mengatakan Nona Jones atau Tuan Jones, namun akan terasa kaku jika pewawancara memanggil Anda dengan nama depan Anda," kata Kelly Donovan, pemilik Kelly Donovan & Associates, sebuah perusahaan pencari kerja. 

Pakar karier Mariana Boloban, Head of People di Headway EdTech menambahkan, "ketika seorang kandidat terlalu formal, akan lebih sulit untuk terhubung dengan mereka, membangun kepercayaan, dan menganalisa apakah mereka cocok dengan budaya perusahaan."

Lakukan ini sebagai gantinya: 

Tirulah perilaku pewawancara kerja.

"Jika Anda dipanggil dengan sebutan Tuan atau Nyonya, Anda harus menyapa mereka dengan formalitas yang sama," ujar Kelly Donovan. 

"Namun jika pewawancara memanggil Anda dengan nama depan Anda, mereka memberi Anda izin tersirat untuk melakukan hal yang sama,” imbuhnya.

Jika pelamar masih ragu-ragu untuk mengikuti kebiasaan pewawancara kerja, Kelly Donovan menyarankan untuk mengonfirmasikannya terlebih dahulu kepada pewawancara kerja dengan bertanya, "Bolehkah saya memanggil Anda dengan nama depan Anda?"

3. Bersikap Transparan tentang Kemungkinan-kemungkinan Lain

Jujur dan transparan dalam menjawab wawancara kerja merupakan kualitas yang mengagumkan, namun hal tersebut ternyata tidak selalu disukai oleh pewawancara kerja.

Sebagai permulaan, pewawancara kerja bukanlah teman sang pelamar, tidak peduli seberapa baik hubungan mereka saat wawancara. 

Neha Sangwan mengatakan, terlalu jujur dan transparan dalam menjawab pertanyaan wawancara kerja justru menunjukkan bahwa sang pelamar tidak serius dengan pekerjaan tersebut.

Lakukan ini sebagai gantinya: 

Jika seorang pelamar sedang mempertimbangkan kesempatan di perusahaan lain, gunakan sesuatu yang menarik tentang perusahaan lain tersebut sebagai umpan untuk mengajukan pertanyaan yang lebih dalam tentang perusahaan yang sedang melakukan wawancara ini.

Sebagai contoh, jika perusahaan lain lebih peduli terhadap lingkungan, dan itu penting bagi pelamar, maka pelamar dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyusun pertanyaan seperti: "Saya sangat tertarik dengan lingkungan, dan ingin tahu, apakah ada peluang untuk berinovasi dan mengembangkan kampanye pemasaran menjadi lebih ramah lingkungan?”

4. Tidak Mengungkapkan tentang Diri Sendiri

Mungkin sulit untuk berbicara tentang diri sendiri, apalagi jika pelamar memiliki prestasi yang membanggakan di perusahaan sebelumnya, mungkin hal itu terdengar seperti membual. 

Namun, penting bagi pewawancara untuk mengetahui kontribusi langsung sang pelamar untuk perusahaan yang dituju saat ini, atau sebelumnya. 

"Ketika diminta untuk mendeskripsikan pencapaian atau kekuatan terbesar mereka, beberapa kandidat mendeskripsikan apa yang telah dicapai oleh tim penjualan mereka, yang membuat pewawancara mencoba menyaring apa peran kandidat dan keterampilan, perspektif, dan atribut apa yang mereka kontribusikan," kata Neha.

"Pewawancara bisa saja menyimpulkan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi yang berarti dan seharusnya merekrut orang lain dari tim tersebut,” lanjutnya.

Lakukan ini sebagai gantinya:

Jawablah pertanyaan dengan perspektif yang diperluas dari tiga lapisan yang telah dicapai, yaitu “Saya-Kita-Dunia.” Dengan kata lain, pertama-tama, pelamar sebaiknya menjelaskan bagaimana ia bisa mendapatkan prestasi itu, kemudian tentang bagaimana tim pelamar di perusahaan sebelumnya membantu, dan tentang dampaknya terhadap dunia, yaitu pelanggan, klien, atau perusahaan tempat pelamar bekerja sebelumnya. 

5. Mengenakan Pakaian Bisnis Formal

Ini adalah hal yang sulit-terutama jika pelamar adalah orang yang diwawancarai dengan usia tertentu. Memang seakan menjadi tradisi sejak dulu, jika seorang pelamar wajib berpakaian formal saat wawancara kerja, tapi kini semakin banyak perusahaan yang memiliki lingkungan kerja yang kasual. 

"Anda bisa terlihat tidak sesuai dengan budaya mereka jika Anda datang dengan setelan jas dan dasi, sementara pewawancara Anda mengenakan celana jins," kata Kelly Donovan.

Lakukan ini sebagai gantinya: 

Lakukan riset kecil-kecilan.

 "Jika Anda mengenal seseorang yang bekerja di perusahaan tersebut, tanyakan pada mereka tentang pakaian yang biasa dikenakan di departemen yang akan Anda wawancarai, atau mintalah masukan dari bagian HRD," ungkap Kelly.

"Tidak masalah untuk berpakaian sedikit di atas pakaian yang biasa dikenakan, namun cobalah untuk menghindari perbedaan yang terlalu dramatis,” tambahnya.

Berpakaian kasual bisnis adalah pilihan yang tepat, tapi tetap harus terlihat rapih dan bersih. Hal ini berarti pelamar bisa memilih celana khaki, atau jeans warna gelap, serta dipadukan dengan atasan yang disesuaikan. Dan bagi wanita, diharapkan memakai aksesori yang sesuai serta tidak berlebihan.

6. Hanya Mengajukan Pertanyaan Penting di Akhir Wawancara

Membiarkan pewawancara kerja bertanya banyak hal terlebih dahulu, baru kemudian mengajukan pertanyaan di akhir wawancara, merupakan sikap yang tidak disukai oleh para pewawancara kerja, karena hal ini menandakan kurangnya pengalaman sang pelamar kerja.

"Mengajukan pertanyaan di akhir wawancara akan membuat orang yang mewawancarai Anda memiliki perspektif negatif," kata Kelsea Warren, seorang pelatih dan konsultan kesejahteraan di tempat kerja. 

"Hal ini bisa jadi tidak menyenangkan, karena mereka sering kali tidak mempertimbangkan hal ini selama proses wawancara,” tuturnya menambahkan.

Lakukan ini sebagai gantinya: 

Sangat disarankan kepada sang pelamar untuk menjadikan wawancara kerja lebih seperti percakapan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sepanjang waktu, bukan di akhir wawancara. 

Jika pelamar adalah lulusan baru, atau baru saja pindah kerja, jangan ragu untuk bertanya kepada pewawancara jika mereka ragu dengan pengalaman sang pelamar,!tetapi sebaiknya lakukan di awal percakapan. 

Ini akan memberikan pelamar cukup waktu untuk meyakinkan pewawancara kerja, bahwa sang pelamar memiliki apa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, dan tidak akan terlihat terburu-buru, atau seperti orang yang sedang merenung.

7. Persiapan yang Berlebihan

Persiapan itu penting, karena ini menunjukkan etos kerja dan komitmen sang pelamar untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Namun, mungkin saja persiapan yang dilakukan oleh sang pelamar berlebihan, sehingga jawaban sang pelamar terdengar mekanis dan hambar. 

Hal ini secara efektif menghilangkan kepribadian sang pelamar dari proses pencarian karyawan tersebut, yang merupakan hal terakhir yang diinginkan oleh perusahaan. 

Sebagai contoh, pelajari terlebih dahulu profil perusahaan yang dituju, dan cari tahu tugas-tugas dari posisi yang sedang dilamar oleh sang pelamar di perusahaan tersebut.

Lakukan ini sebagai gantinya:

Berlatihlah wawancara di rumah, yang bisa dilakukan sendiri, atau dengan teman maupun anggota keluarga. 

Penulis : Dewi Mariya Ulfah

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Sembilan Trik Menjawab Wawancara Kerja yang Dapat Membuat Perekrut Terkesan

LAINNYA

May 09 2024, 12.10

73% perusahaan mengharapkan kandidat untuk menegosiasikan gaji selama proses perekrutan.


Generic placeholder image

Tiga Kalimat yang Jangan Diucapkan saat Mengikuti Wawancara Kerja

EKONOMI & BISNIS

Mar 16 2024, 20.13

Tiga kalimat ini akan membuat pewawancara menjadi tidak tertarik.


Generic placeholder image

Cara Menjawab Pertanyaan ‘Ceritakan Tentang Diri Anda’ Saat Interview Kerja

EKONOMI & BISNIS

Feb 21 2024, 07.25

Ini adalah salah satu pertanyaan wawancara kerja yang paling umum, tapi memerlukan perhatian khusus untuk merangkai jawabannya.


Generic placeholder image

Cara Menjawab Pertanyaan Ekspektasi Gaji ketika Wawancara Kerja

LAINNYA

Feb 02 2024, 10.25

Jangan menjawab tidak keberatan dengan gaji yang ditawarkan perusahaan.


Generic placeholder image

Satu Alasan Ini Kerap Bikin Gagal Saat Wawancara Kerja

EKONOMI & BISNIS

Jan 29 2024, 08.42

Mengabaikan untuk memberikan contoh spesifik dari kekuatan, kontribusi, dan dampak Anda dalam pekerjaan sebelumnya dapat merusak peluang untuk mendapatkan penawaran.


Copyright Katadata 2022