WHO: Lebih dari Separuh Dunia Menghadapi Risiko Wabah Campak

blog_10

LAINNYA

Feb 22 2024, 18.54

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lebih dari separuh negara di dunia berisiko tinggi terkena wabah campak hingga akhir tahun 2024, sehingga perlunya tindakan pencegahan yang mendesak. 

Dilansir dari Medical Daily, campak adalah virus yang sangat menular dan berpotensi menyebabkan infeksi fatal. Infeksi ini sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Hal ini dapat dicegah dengan dua dosis vaksin yang mengandung campak (MCV). Perkiraan WHO menunjukkan bahwa vaksin telah mencegah lebih dari 56 juta kematian terkait campak sejak tahun 2000.

WHO mengungkapkan, kasus penyakit yang sangat menular ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di sebagian besar wilayah dunia karena disebabkan tidak adanya vaksinasi campak untuk mencegah penyakit itu muncul, selama masa pandemi Covid-19.

Saat ini, cakupan vaksinasi global untuk campak hanya mencapai 83 persen, masih kurang dari 95 persen, angka yang dibutuhkan untuk memberantas penyakit ini. Pemberantasan penyakit campak memerlukan kekebalan masyarakat yang tinggi agar penularannya dapat diputus. 

Vaksinasi yang terlewat ini telah menyebabkan infeksi muncul kembali di banyak negara bagian di Amerika Serikat dan banyak negara di seluruh dunia. Sesuai laporan terbaru dari CDC, total 20 kasus campak telah dilaporkan di AS di Arizona, California, Georgia, Maryland, Minnesota, Missouri, New Jersey, New York City, Ohio, Pennsylvania, dan Virginia.

Tahun lalu, terdapat lebih dari 306.000 kasus campak yang dilaporkan secara global, yang menunjukkan peningkatan sebesar 79% dari angka tahun sebelumnya.

“Yang kami khawatirkan adalah tahun ini, 2024, kita mempunyai kesenjangan yang besar dalam program imunisasi dan jika kita tidak segera mengisi kesenjangan tersebut dengan vaksin, penyakit campak akan melonjak ke dalam kesenjangan tersebut. Kita bisa lihat, dari data yang dihasilkan dengan data WHO oleh CDC, bahwa lebih dari separuh negara di dunia akan berada pada risiko wabah yang tinggi atau sangat tinggi pada akhir tahun ini," kata Natasha Crowcroft, Penasihat Teknis Senior bidang Campak dan Rubella untuk WHO.

Penulis : Maidian Reviani

Editor : Maidian Reviani


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Studi Ungkap Wanita Kehilangan Lebih Banyak Tahun Hidup Pasca Serangan Jantung

GAYA HIDUP

Jul 12 2024, 08.52

Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.


Generic placeholder image

Polusi Udara Mempengaruhi Kehidupan Bahkan Sebelum Pembuahan

GAYA HIDUP

Jul 10 2024, 10.52

Temuan ini dibuat setelah tim peneliti menganalisis 3.659 transfer embrio beku dari 1.836 pasien di Perth, Australia, selama delapan tahun.


Generic placeholder image

Menghindari 10 Irisan Bacon Seminggu Bisa Memperpanjang Umur

GAYA HIDUP

Jul 08 2024, 08.39

Hasil studi terbaru yang diterbitkan dalam Lancet Planetary Health, perubahan pola makan kecil ini berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa.


Generic placeholder image

Paparan Cahaya Terang di Malam Hari Tingkatkan Risiko Diabetes

GAYA HIDUP

Jul 02 2024, 22.20

Peneliti menemukan bahwa paparan cahaya antara pukul 12:30 dan 6 pagi, terkait dengan peningkatan risiko diabetes sebesar 67%.


Generic placeholder image

Pengangkatan Ovarium Dini Dapat Mempengaruhi Kesehatan Otak Wanita

GAYA HIDUP

Jun 25 2024, 09.39

Penelitian ini melibatkan 22 peserta yang menjalani ooforektomi bilateral pramenopause (PBO) – pengangkatan kedua ovarium – sebelum usia 40 tahun.


Copyright Katadata 2022