Paus Fransiskus: Jangan Biarkan Algoritma Menentukan Nasib Manusia

TEKNOLOGI DIGITAL

Jun 15 2024, 13.02

Paus Fransiskus mengungkapkan perlunya pengawasan yang ketat terhadap teknologi yang terus berkembang untuk melestarikan kehidupan dan martabat manusia.

Hal itu diungkapkan Paus Fransiskus saat yang berpidato dalam pertemuan Kelompok Tujuh. Ia menjadi paus pertama yang berpidato di acara yang dihadiri sejumlah pemimpin dunia tersebut.

Paus juga mengingatkan para pemimpin dunia, kecerdasaan buatan atau AI tidak boleh dibiarkan menguasai manusia.

"Tidak ada mesin yang boleh memilih untuk mengambil nyawa manusia. Manusia tidak boleh membiarkan algoritma yang sangat kuat menentukan nasib mereka,” kata Paus dilansir dari Reuters.

"Kita akan mengutuk umat manusia ke masa depan tanpa harapan jika kita menghilangkan kemampuan manusia untuk membuat keputusan tentang diri mereka sendiri dan kehidupan mereka, dengan membuat mereka bergantung pada pilihan mesin," ujar Paus.

G7 terdiri dari para pemimpin Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada, dan Jepang. Selain itu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, tuan rumah KTT, mengundang 10 negara lain untuk bergabung dalam pembicaraan, termasuk perdana menteri India dan presiden Turki dan Kenya.

Paus Fransiskus mengakui adanya ambivalensi seputar AI, dengan mengatakan bahwa AI dapat menginspirasi kegembiraan dan memperluas akses ke pengetahuan di seluruh dunia.

"Namun pada saat yang sama, hal ini juga dapat membawa ketidakadilan yang lebih besar antara negara-negara maju dan berkembang atau antara kelas sosial yang dominan dan yang tertindas," kata Paus.

"Terserah kepada semua orang untuk memanfaatkan (AI) dengan baik, tetapi tanggung jawabnya ada pada politik untuk menciptakan kondisi agar pemanfaatan yang baik tersebut dapat dilakukan dan membuahkan hasil," pungkas Paus.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi