ILO: Kecerdasan Buatan Tak Akan Ambil Alih Semua Pekerjaan
TEKNOLOGI DIGITAL
Aug 22 2023, 07.56
Sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengungkapkan, kecerdasan buatan atau AI tidak akan mengambil alih semua pekerjaan yang dilakukan manusia. Namun, pekerjaan administratif yang sebagian besar dilakukan perempuan menjadi yang paling riskan diambil alih oleh AI generatif (GenAI).
Ledakan minat terhadap AI generatif dan aplikasi chatbotnya telah memicu kekhawatiran akan kehancuran pekerjaan. Situasi ini mirip ketika jalur perakitan bergerak diperkenalkan pada awal 1900-an dan munculnya komputer mainframe pada 1950-an.
Namun, studi yang dibuat oleh Organisasi Buruh Internasional menyimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian pada otomatisasi dan dengan demikian lebih mungkin untuk dilengkapi daripada digantikan oleh AI.
Ini berarti bahwa dampak terpenting dari teknologi ini kemungkinan besar adalah menambah pekerjaan. Pekerjaan yang kemungkinan besar akan paling terpengaruh oleh GenAI - yang mampu menghasilkan teks, gambar, suara, animasi, model 3D, dan data lainnya - adalah pekerjaan administrasi, di mana sekitar seperempat dari tugas-tugas tersebut sangat terpapar pada potensi otomatisasi.
Namun sebagian besar profesi lain, seperti manajer dan pekerja penjualan, hanya sedikit terpapar, katanya. Laporan ILO tersebut memperingatkan bahwa dampak AI generatif terhadap pekerja yang terkena dampak masih bisa brutal.
"Oleh karena itu, bagi para pembuat kebijakan, penelitian kami seharusnya tidak dibaca sebagai suara yang menenangkan, tetapi lebih sebagai seruan untuk memanfaatkan kebijakan untuk mengatasi perubahan teknologi yang ada di sekitar kita," tulis laporan ILO dikutip dari Reuters.
Pada Maret lalu, Goldman Sachs menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa AI dapat menggantikan setara dengan 300 juta pekerjaan tetap.
Tahun lalu, survei tenaga kerja global tahunan PwC menunjukkan bahwa hampir sepertiga responden mengatakan mereka khawatir tentang kemungkinan peran mereka akan digantikan oleh teknologi dalam tiga tahun ke depan.
“Kemajuan teknologi telah menunjukkan kepada kita bahwa, ya, teknologi berpotensi untuk mengotomatisasi atau merampingkan proses kerja. Namun, dengan seperangkat keterampilan yang tepat, individu sering kali dapat berkembang seiring dengan kemajuan ini,” kata Scott Linkens dari PwC.
Sistem rekomendasi konten TikTok atau kita kenal dengan FYP, dan praktik pengumpulan data yang invasif disebutkan menimbulkan bahaya bagi pengguna anak muda.
Membagikan isi chat WhatsApp kepada rekan kerja, alih-alih sebagai bahan obrolan, hal ini justru akan dengan cepat membongkar aib dan permasalahan kita sendiri.