Peneliti Ungkap Bahaya TikTok Bagi Anak dan Remaja
TEKNOLOGI DIGITAL
Nov 08 2023, 13.51
Penggunaanmedia sosial TikTok kini tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2016 ini adalah salah satu jejaring sosial dengan pertumbuhan tercepat dan dapat dikenali di seluruh dunia.
Namun, Amnesty International mengungkap hasil penelitian global terkait soal bahaya konten TikTok khususnya bagi anak-anak dan remaja.
Dalam laporan mengatakan, sistem rekomendasi konten TikTok atau kita kenal dengan FYP, dan praktik pengumpulan data yang invasif disebutkan menimbulkan bahaya bagi pengguna anak muda. Salah satu bahayanya adalah dengan mempromosikan konten depresi dan bunuh diri, yang berisiko memperburuk kesehatan mental anak muda.
Sebuah penelitian teknikal -merupakan kerjasama lembaga itu dengan Algorithmic Transparency Institute dan AI forensics- menyimpulkan adanya bahaya yang mengintai anak-anak di feed "for you".
Laporan tersebut menulis bahwa ketika peneliti, yang menggunakan akun otomatis, menghabiskan waktu scrolling di TikTok selama 5-6 jam, ada 1 dari 2 video berhubungan dengan kesehatan mental dan berpotensi membahayakan.
Kemudian, ketika peneliti scrolling secara manual selama 3 hingga 20 menit, mereka menemukan bahwa setengah konten yang terdapat dalam feed TikTok berhubungan dengan kesehatan mental hingga konten yang mendorong aksi bunuh diri sebagai tindakan yang "normal".
"Temuan ini mengungkap praktik dan desain TikTok yang manipulatif dan membuat ketagihan, yang dirancang untuk membuat pengguna tetap scrolling selama mungkin. Hal ini juga menunjukkan bahwa sistem rekomendasi konten algoritmik pada platform tersebut, yang dianggap mampu mendorong pertumbuhan platform secara global, membuat anak-anak dan orang dewasa muda yang memiliki tantangan kesehatan mental menghadapi risiko bahaya yang serius," kata Lisa Dittmer, Peneliti Amnesty International, seperti dikutip dari laman Amnesty.org.
Penelitian teknis dilakukan dengan menggunakan lebih dari 30 akun otomatis yang dibuat untuk mewakili anak-anak berusia 13 tahun di Kenya dan Amerika Serikat untuk mengukur dampak sistem rekomendasi TikTok terhadap pengguna muda. Simulasi tambahan yang dijalankan secara manual melibatkan akun masing-masing di Kenya, Filipina, dan Amerika Serikat.
Dikatakan, efek "lubang kelinci" bahkan lebih cepat terjadi ketika peneliti secara manual menonton ulang video terkait kesehatan mental yang disarankan untuk meneliti akun yang meniru pengguna berusia 13 tahun di Kenya, Filipina, dan Amerika Serikat.