Menonton Konten TikTok Berdampak Negatif terhadap Kepuasan Citra Tubuh
GAYA HIDUP
Aug 12 2024, 19.00
Hampir setengah dari anak muda di berbagai negara merasa tidak puas dengan penampilan tubuh mereka. Media sosial hanya memperburuk masalah citra tubuh bagi kaum muda, membuat mereka membandingkan diri dengan orang lain, dan berjuang untuk mencapai standar kecantikan yang seringkali tidak dapat dicapai, dan tentu saja tidak sehat.
TikTok, yang memungkinkan orang untuk membuat dan mengonsumsi video pendek, telah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna. Konten berbahaya, termasuk video yang mengagungkan pola makan yang tidak teratur dan tubuh yang sangat kurus, beredar dengan mudah di platform ini.
Mengingat sebagian besar pengguna TikTok berusia muda, para peneliti mengeksplorasi bagaimana konten semacam itu memengaruhi citra tubuh perempuan muda.
Dilansir dari Science Alert, sebuah studi baru menemukan bahwa menonton konten TikTok meski hanya delapan menit yang berfokus pada diet, penurunan berat badan, dan olahraga, memiliki efek negatif langsung pada kepuasan citra tubuh.
Citra Tubuh dan Standar Kecantikan
Para peneliti meneliti sebanyak 273 pengguna TikTok yang mengidentifikasi diri sebagai perempuan berusia 18 hingga 28 tahun, dan secara acak membagi mereka ke dalam dua kelompok. Namun, orang-orang dengan diagnosis gangguan makan di masa lalu atau saat ini, tidak diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
Peserta dalam kelompok eksperimen diperlihatkan kompilasi konten "pro-anoreksia", dan fitspiration berdurasi 7-8 menit yang diambil langsung dari TikTok. Klip video ini menampilkan perempuan muda yang membatasi asupan makanan mereka dan memberikan saran olahraga serta tips diet, seperti menjelaskan tentang jus untuk menurunkan berat badan.
Peserta dalam kelompok yang lebih terkendali menonton kompilasi video TikTok berdurasi 7-8 menit yang menampilkan konten "netral" seperti video tentang alam, memasak, dan hewan.
Kedua kelompok melaporkan adanya penurunan kepuasan citra tubuh dari sebelum dan sesudah menonton video. Namun, mereka yang terpapar konten pro-anoreksia mengalami penurunan kepuasan citra tubuh terbesar. Mereka juga mengalami peningkatan internalisasi standar kecantikan.
Internalisasi terjadi ketika seseorang menerima dan mengidentifikasi diri dengan standar kecantikan eksternal. Paparan konten media sosial yang berbahaya tidak selalu berakibat buruk - ketika konten ini terinternalisasi, citra tubuh kemungkinan besar akan terganggu.
Ditemukan juga bahwa, partisipan yang menggunakan TikTok lebih dari dua jam sehari melaporkan lebih banyak perilaku makan yang tidak teratur daripada pengguna yang lebih jarang menonton video TikTok.
Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari dua jam sehari terpapar konten TikTok tentang makanan dan standar kecantikan fisik, ada kemungkinan bisa mengalami gangguan pola makan.
Tak hanya itu, seorang influencer kesehatan di media sosial juga memainkan peran penting dalam menormalkan pola makan yang tidak teratur dan konten fitspiration.
Paradoksnya, mencari konten yang positif bagi tubuh, justru dapat membuat pengguna rentan untuk melihat konten pola makan yang tidak teratur.
Hal terpenting yang dapat dilakukan oleh pengguna TikTok adalah, menyadari bahwa mengikuti atau mencari segala jenis konten yang berhubungan dengan makanan, tubuh, atau olahraga dapat memberikan paparan negatif yang tidak diinginkan oleh tubuh. Di samping itu, para peneliti juga menemukan bahwa menonton video TikTok kurang dari sepuluh menit saja sudah bisa berdampak negatif.
Pada akhirnya, keamanan online untuk anak muda bergantung pada regulasi media sosial yang tepat. Tanpa hal ini, meningkatkan keterampilan perempuan muda tentang cara menghindari bahaya di media sosial sama saja dengan memberi mereka jaket pelampung tiup, lalu membiarkan mereka berenang tanpa batas waktu.