Penelitian: Bekerja Shift Malam Rentan Alami Diabetes dan Obesitas
GAYA HIDUP
May 13 2024, 07.41
Bekerja shift malam hanya selama tiga hari dapat mengganggu ritme protein dan meningkatkan risiko diabetes. Hal itu diungkap oleh sebuah studi baru-baru ini.
Dilansir dari Medical Daily, para peneliti studi terbaru dari Washington State University dan Pacific Northwest National Laboratory mengeksplorasi bagaimana pekerja shift malam lebih rentan terhadap gangguan metabolisme, termasuk diabetes dan obesitas.
Menurut hasil yang dipublikasikan di Journal of Proteome Research menunjukkan, meski hanya beberapa hari saja melakukan jadwal shift malam, dapat membuang ritme protein yang terkait dengan regulasi glukosa darah, serta metabolisme energi dan peradangan, yakni sebuah proses yang dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolisme kronis.
Untuk membuktikan hal tersebut, para peneliti merekrut relawan yang dijaga dalam jadwal shift malam atau siang yang disimulasikan selama tiga hari.. Para peserta kemudian tetap terjaga selama 24 jam setelah shift terakhir mereka, di bawah pencahayaan konstan, suhu, postur, dan asupan makanan. Ini untuk mengukur ritme biologis internal mereka tanpa pengaruh luar.
Sementara para peserta tetap terjaga, sampel darah diambil untuk mengidentifikasi protein dalam sel sistem kekebalan berbasis darah. Beberapa protein ini terkait erat dengan jam biologis utama. Karena jam master yang menjaga tubuh pada ritme 24 jam tahan terhadap jadwal shift yang berubah, tidak ada banyak perubahan untuk protein ini.
Namun, pada sebagian besar jenis protein lain, seperti yang terlibat dalam regulasi glukosa, ada perubahan substansial dalam ritme di antara peserta shift malam dibandingkan dengan peserta shift siang. Para peneliti mencatat bahwa ada pembalikan ritme glukosa yang hampir lengkap pada peserta night-shift.
Peserta shift malam juga tidak memiliki sinkronisasi dalam proses yang terlibat dalam produksi dan sensitivitas insulin. Proses-proses ini biasanya harus bekerja sama untuk menjaga kadar glukosa dalam kisaran yang sehat.
Hal ini disebabkan oleh regulasi insulin yang mencoba untuk membatalkan perubahan glukosa yang dipicu oleh jadwal shift malam, yang mungkin merupakan respons yang sehat saat ini, tetapi bermasalah dalam jangka panjang, para peneliti menjelaskan.
"Ada proses yang terkait dengan jam biologis utama di otak kita yang mengatakan bahwa siang adalah siang dan malam adalah malam dan proses lain yang mengikuti ritme yang diatur di tempat lain dalam tubuh yang mengatakan malam adalah siang dan siang adalah malam. Ketika ritme internal tidak diatur, Anda memiliki stres abadi dalam sistem Anda yang kami yakini memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang," kata penulis studi senior Hans Van Dongen, dari WSU Elson S. Floyd College of Medicine.
Temuan menunjukkan bahwa intervensi dini dimungkinkan untuk mencegah diabetes dan obesitas, yang juga dapat diterapkan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke pada pekerja shift malam.