Setiap orang tua pasti ingin anaknya bisa hidup dengan bahagia. Orang tua memegang peran penting dalam membesarkan anak bahagia. Meskipun pada perjalanannya terdapat kesulitan, paling tidak anak bisa mengatasinya dengan baik dan menemukan kebahagiaan.
Tapi siapa sangka, kunci untuk membesarkan anak yang bahagia adalah membiarkan mereka tidak bahagia, hal tersebut diungkapkan Tovah Klein, seorang psikolog anak dan penulis buku How Toddlers Thrive, dilansir dari laman Today. Menurut Tovah, kata-kata tersebut mungkin terdengar kontra-intuitif, tetapi sangat efektif membuat anak-anak akhirnya tahu bagaimana menjadi bahagia dan menemukan kegembiraan.
Tovah menuturkan, ketika seorang anak kesal, orang tua sering kali secara naluriah mencari untuk menghibur atau mengalihkan perhatian mereka. Seperti misalnya mereka mungkin menawarkan kue coklat atau pergi ke taman untuk bermain.
Perilaku-perilaku seperti itu dianggapnya tidak salah, tetapi tidak selalu mengatasi sumber dari apa yang membuat anak kesal. Ini terutama ketika sumbernya tampak sepele, seperti tidak diizinkan menonton televisi atau melihat sesuatu yang diinginkan tidak dibelikan.
Ia menjelaskan, hal lain yang bisa dilakukan oleh orang tua jika anak sedang kesal adalah dengan meminta anak untuk menarik napas dalam-dalam dan mencoba mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Selain itu akui perasaan anak, di samping orang tua juga harus tetap berpegang teguh. Misal, 'saya berharap kita bisa melakukan itu'.
“Kekuatan berasal dari kemampuan untuk memiliki emosi yang cukup intens, seperti kemarahan, (lalu) menanganinya dan mengetahui bahwa 'Ibu atau Ayah masih ada untuk saya, mereka tidak marah kepada saya, mereka tidak akan membuang saya samping,” kata dia yang juga Direktur Barnard College Center for Toddler Development dan Adjunct Associate Professor.
Tovah menuturkan, yang terpenting bagi orang tua adalah pahami bahwa emosi negatif anak akan selalu berlalu, kecuali jika ada peristiwa traumatis besar. Anak-anak yang belajar mengelola emosi negatif mereka secara efektif lebih mungkin untuk mengembangkan ketahanan yang mereka perlukan sebagai orang dewasa yang sukses.
Kemudian, ketakutan akan perasaan negatif itu sesungguhnya dapat menyebabkan masalah perilaku jangka panjang dan menyebabkan anak bisa menjadi malu dengan perasaan itu, serta memiliki pemikiran tentang keraguan diri mereka. Itulah mengapa, lanjut Tovah, orang tua perlu menerima anak mereka tidak bisa bahagia sepanjang waktu.
Meskipun persentasenya sangat kecil, angka ini masih setara dengan ratusan ribu kasus kanker usus besar di kalangan anak-anak dan dewasa muda setiap tahunnya.