Kehadiran AI di Sektor Ekonomi Kreatif, Merugikan atau Menguntungkan?
TEKNOLOGI DIGITAL
Feb 05 2024, 06.01
Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diprediksi akan memberikan terobosan dan perubahan di berbagai sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Masalahnya, tidak sedikit pelaku industri kreatif yang mengkhawatirkan kehadiran Artificial Intelligence (AI). Meski dikabarkan perkembangan AI dapat memberikan banyak dampak positif, namun tidak sedikit yang beranggapan bahwa efek dari teknologi kecerdasan buatan ini akan merugikan sektor ekonomi kreatif, karena berisiko menggantikan kerja kreatif manusia dalam menciptakan karya.
Lantas, benarkah perkembangan teknologi dan kehadiran Artificial Intelligence akan "membunuh" industri kreatif di Indonesia? Atau, mungkinkah teknologi AI dapat memberikan peluang yang menguntungkan bagi para pelaku industri kreatif?
Perkembangan teknologi dan kehadiran kecerdasan buatan tidak serta merta membunuh para pelaku industri kreatif. Informasi dari kecerdasan buatan tidak bisa langsung diterima sebagai sumber utama. Kecerdasan buatan mengekstrak semua informasi dari berbagai sumber. Baik sumber yang terpercaya maupun yang tidak terpercaya.
Selain itu, kreativitas AI tidak seluas kreativitas manusia, karena AI tidak memiliki kebebasan eksplorasi dan pemikiran konseptual yang sama dengan manusia dalam menciptakan ide-ide baru. Artinya, AI akan memberikan banyak kesempatan untuk menciptakan produk kreatif, jika digunakan dan diterapkan dengan bijak.
Selain itu, AI dan kecerdasan manusia sangat berbeda. Kehadiran AI diyakini akan mengubah lanskap industri menjadi lebih inklusif, karena kecerdasan buatan dapat mendemokratisasi industri kreatif, memberikan kesempatan yang lebih luas kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan produk yang imajinatif, artistik, inovatif, dan bernilai tinggi.
Salah satu contohnya adalah penggunaan AI dalam subsektor film. Alih-alih merugikan, AI dapat membantu menyederhanakan proses produksi film. Kecerdasan buatan berperan dalam menciptakan efek visual, animasi, dan karakter digital yang realistis dan menakjubkan.
Yang lebih menakjubkan lagi, menurut Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2023/2024, sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), AI berperan dalam setiap rantai industri film. Mulai dari pemilihan aktor, komposisi musik, editing film hingga memasuki tahap promosi film.
Uniknya, AI juga dapat digunakan untuk memperkirakan nilai box office sebuah film berdasarkan aktor yang menjadi pemeran utamanya. Meski bermanfaat, kecerdasan buatan dipandang sebagai ancaman bagi para desainer grafis, yang berperan dalam subsektor komunikasi visual dan desain produk. Namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Desain produk adalah proses penciptaan sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi dengan estetika, guna menambah nilai. Itulah mengapa subsektor desain produk menjadi penting dalam menentukan kesuksesan dan kegagalan sebuah bisnis.
Kabar baiknya, kehadiran AI dapat digunakan untuk mengotomatisasi sebagian besar proses produksi di sektor industri kreatif, termasuk di subsektor desain produk. Paling tidak, kehadiran kecerdasan buatan dapat membantu para desainer produk bekerja lebih cepat dan menghemat waktu, sehingga AI dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Selain itu, teknologi AI dapat membantu para pelaku ekonomi kreatif dalam menciptakan desain produk yang inovatif. Hal ini tidak diragukan lagi, karena sifat AI yang dapat membuat model simulasi untuk memprediksi respon konsumen terhadap produk yang diluncurkan.
Namun, para pelaku industri kreatif tidak boleh bersantai dan menurunkan kewaspadaannya. Meski sudah mendapatkan bantuan, para pelaku industri kreatif harus tetap mengembangkan ide-ide baru dan inovatif untuk menciptakan sebuah produk.
Dengan begitu, para pelaku industri kreatif dapat menciptakan desain produk yang kompetitif dan tepat sasaran.
Studi KIC menemukan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia mengenai AI tergolong tinggi, meskipun pengetahuan tentang teknologi dimaksud masih terbatas.
Dari semua sektor pekerjaan yang telah terpengaruh oleh kemunculan AI, pekerjaan di sektor informasi dan komunikasi merupakan salah satu dari sedikit pekerjaan yang dibantu oleh AI.