Efek Negatif dan Positif Screen Time terhadap Pembentukan Otak Anak
GAYA HIDUP
Mar 30 2024, 11.26
Penelitian terbaru menyatakan waktu yang dihabiskan di depan perangkat digital dapat memengaruhi pembentukan otak anak-anak.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Early Education and Development, para peneliti meninjau 33 studi yang diterbitkan antara Januari 2000, dan April 2023 yang melibatkan lebih dari 30.000 anak.
Tim peneliti meneliti bagaimana pengalaman digital awal membentuk otak anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hasilnya menunjukkan dampak positif dan negatif pada aspek struktural dan fungsional otak anak-anak.
Perubahan tersebut terlihat pada lobus parietal (bagian otak yang berhubungan dengan pemrosesan sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit), lobus temporal (bagian yang berhubungan dengan memori, pendengaran, dan bahasa), lobus oksipital (area otak yang menginterpretasikan gambar visual), konektivitas otak, dan jaringan otak. Para peneliti mencatat bahwa area yang paling rentan adalah korteks prefrontal, area otak yang berhubungan dengan fungsi eksekutif.
Sebagaimana dilaporkan oleh Medical Daily, efek negatif yang diidentifikasi dalam beberapa penelitian termasuk dampak pada perhatian, kemampuan kontrol eksekutif, kontrol penghambatan, proses kognitif, dan konektivitas fungsional. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara waktu di depan layar yang tinggi, dan berkurangnya konektivitas fungsional di area otak yang berkaitan dengan bahasa dan kontrol kognitif.
Namun, enam penelitian menunjukkan efek positif pada otak anak saat berada di depan layar gadget. Satu studi mengatakan bahwa hal itu dapat meningkatkan fokus dan kemampuan belajar di lobus frontal otak. Studi lainnya menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan tuntutan kognitif, yang berpotensi meningkatkan fungsi eksekutif dan keterampilan kognitif anak-anak.
"Secara ringkas, tinjauan cakupan ini telah mencapai tiga kesimpulan utama. Pertama, pengalaman digital memang memiliki dampak positif dan negatif terhadap otak anak, baik secara struktural maupun fungsional. Kedua, pengalaman digital dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada lobus frontal, parietal, temporal, dan oksipital anak-anak, konektivitas otak, dan jaringan otak. Dan area yang paling rentan adalah korteks prefrontal dan fungsi eksekutif yang terkait. Ketiga, pengalaman digital memiliki dampak positif dan negatif terhadap struktur otak anak secara longitudinal," tulis para peneliti, dikutip dari Medical Daily.
Mereka mengatakan, membatasi waktu penggunaan gawai bagi anak-anak dapat menimbulkan konfrontasi. Sebaliknya, mereka merekomendasikan para pembuat kebijakan untuk mengembangkan strategi yang inovatif dan praktis.
"Harus diakui oleh para pendidik dan pengasuh bahwa perkembangan kognitif anak-anak dapat dipengaruhi oleh pengalaman digital mereka. Membatasi waktu penggunaan gawai adalah cara yang efektif namun menghadapi tantangan, dan strategi yang lebih inovatif, ramah, dan praktis dapat dikembangkan dan diimplementasikan," ujar Ketua penulis korespondensi Profesor Hui Li.
Hal ini membuat individu menjadi terlalu sensitif terhadap hal-hal di sekitar mereka, seperti suara, sentuhan atau rasa. Terutama bagi anak di bawah 2 tahun.