Sering Terjebak Macet? Awas, Bisa Picu Penyakit Jantung
GAYA HIDUP
May 14 2024, 13.10
Di dunia yang bergerak cepat saat ini, kemacetan adalah hal yang lumrah terjadi di kota-kota besar, terutama di Jakarta. Setiap pagi dan sore hari, merupakan waktu yang identik dengan kemacetan, sehingga membuat kita dapat duduk dalam kemacetan selama berjam-jam. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa ketidaknyamanan yang tampaknya tidak berbahaya ini sebenarnya dapat berdampak pada kesehatan jantung kita.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, asap knalpot yang dikeluarkan oleh mobil melepaskan campuran zat pencemar berbahaya ke udara. Zat pencemar ini mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang, tetapi dampaknya pada kesehatan kita jauh mencolok dirasakan oleh tubuh. Ketika kita menghirup zat pencemar ini, mereka dapat menembus ke dalam paru-paru kita dan masuk ke dalam aliran darah kita, memicu serangkaian efek berbahaya.
Salah satu cara utama pencemaran lalu lintas mempengaruhi kesehatan jantung kita adalah melalui peradangan dan stres oksidatif. Partikulat halus sebagai polusi ini, juga dikenal sebagai PM2.5, terdiri dari partikel mikroskopis yang cukup kecil untuk melewati mekanisme pertahanan alami tubuh kita hingga dapat masuk ke dalam aliran darah. Begitu berada dalam aliran darah, partikel-partikel ini dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, menyebabkan perkembangan aterosklerosis, suatu kondisi yang ditandai oleh penumpukan plak lemak di pembuluh darah yang dapat mengganggu aliran darah.
Selain peradangan, pencemaran lalu lintas juga dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas berbahaya dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Pencemar berbahaya yang terdapat dalam emisi lalu lintas dapat menghasilkan kelebihan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan jaringan di seluruh tubuh, termasuk sistem jantung. Seiring waktu, paparan kronis terhadap pencemaran lalu lintas ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Hidup di daerah lalu lintas yang padat dapat secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung karena beberapa faktor. Pertama, paparan terus-menerus terhadap pencemaran lalu lintas dapat menyebabkan penumpukan partikel berbahaya di paru-paru dan aliran darah, seperti yang disebutkan sebelumnya. Paparan kronis ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sistem jantung, meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan peristiwa jantung lainnya.
Kedua, stres dan frustasi yang terkait dengan terjebak dalam kemacetan juga dapat berkontribusi pada masalah jantung. Studi telah menemukan bahwa klakson terus-menerus, mengemudi dengan agresif, dan waktu perjalanan yang lama dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung serta menambah beban pada jantung. Beban jantung yang meningkat ini, dikombinasikan dengan efek inflamasi dan oksidatif pencemaran lalu lintas, menciptakan kondisi sempurna untuk perkembangan penyakit jantung.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sifat duduk yang lama saat terjebak dalam kemacetan. Duduk untuk waktu yang lama telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Ketika kita terjebak dalam kemacetan, kita sering terbatas pada kendaraan kita, dengan peluang terbatas untuk aktivitas fisik. Kurangnya gerakan ini dapat lebih memperparah dampak negatif lalu lintas pada kesehatan jantung kita.
Artikel mengungkapkan bahwa penelitian luas telah dilakukan untuk menjelajahi hubungan antara lalu lintas dan penyakit jantung. Studi-studi juga telah memberikan wawasan berharga tentang potensi risiko kesehatan yang terkait dengan kemacetan lalu lintas dan telah menyoroti strategi yang mungkin untuk mengurangi dampaknya.
Kata-kata santai meningkatkan durasi tidur nyenyak dan kualitas tidur, serta menunjukkan bahwa kita dapat secara positif mempengaruhi tidur menggunakan kata-kata yang bermakna.