Makam Syekh Maulana Ishaq, Destinasi Wisata Religi yang Syahdu dan Tenang
GAYA HIDUP
Aug 01 2025, 09.57
Syekh Maulana Ishaq yang memiliki nama asli Sayyid Ya'qub Pangeran Wali Lanang bin Maulana Ishaq Syarif Ibrahim Malaka adalah ayah Sunan Giri (salah satu Wali Songo) yang makamnya berada di Lamongan, Jawa Timur.
Awal mula Syekh Maulana Ishaq bisa sampai di Lamongan adalah saat ia pergi ke Blambangan untuk menyembuhkan Ratna Sabodi, atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Sekardadu. Di daerah itu, Syekh Maulana Ishaq dikejar oleh pasukan Kerajaan Blambangan, dan untuk menyelamatkan diri, ia kemudian meminjam nama ayahnya, yaitu Maulana Ishaq. Setelahnya, Syekh Maulana Ishaq memutuskan untuk mengabdikan dirinya, menyebarkan agama Islam di daerah Lamongan hingga akhir hayat.
Makam Syekh Maulana Ishaq merupakan destinasi wisata religi yang berbeda dari kebanyakan wali Allah yang lain, yaitu berlokasi di pesisir Laut Jawa, tepatnya di Jalan Raya Gresik, Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Siapa pun yang pernah berkunjung ke tempat ini pasti setuju mengatakan bahwa suasananya syahdu dan tenang, apalagi di pagi hari, menjelang salat Subuh. Angin laut yang berhembus kencang ke daratan, seolah mampu membangunkan masyarakat pesisir untuk bergegas menuju panggilan Allah.
Di saat matahari terbit perlahan, sinarnya berpendar menerangi gapura pintu masuk makam yang berdiri kokoh, lalu menyapu lembut perahu-perahu nelayan yang tertambat di pelabuhan, kemudian menyapa dengan ramah para pemilik warung di tepi laut yang memulai hari untuk mengais rezeki dengan menyiapkan dagangan mereka.
Makam Syekh Maulana Ishaq ini berada di dalam sebuah gedung luas yang pintunya menyambung dengan pintu masuk masjid yang bernama Masjid Abror. Sementara itu, di sisi kanan gedung makam, tersambung dengan pintu masuk aula yang juga cukup luas, yang disediakan bagi para pengunjung yang ingin beristirahat.
Selain aula, pengunjung makam juga bisa beristirahat di penginapan yang disediakan pengelola, yang masih berada di satu area yang sama. Di depan gedung makam, terdapat beberapa gazebo yang ukurannya lumayan besar, yang juga bisa digunakan untuk tidur atau hanya bersantai menikmati angin laut, atau pun menyantap makanan yang dibawa dari rumah.
Masih di lingkungan yang sama, persisnya di depan area gazebo, terdapat pondok pesantren putra dan putri, yang masing-masing gedungnya terpisah tidak terlalu jauh. Fasilitas lain yang bisa ditemukan di destinasi wisata religi ini adalah toilet dan kamar mandi yang cukup banyak dan bersih. Selanjutnya warung-warung kecil yang menjual ikan-ikan kering, makanan ringan khas Lamongan, cilok dari ikan laut, hingga warung-warung besar yang menjual makanan matang dan aneka minuman.
Bagi pengunjung yang suka berswafoto atau selfie, pengelola menyediakan semacam gubuk-gubuk yang berada di atas jembatan bambu, yang letaknya agak menjorok ke laut, sehingga latar foto yang didapatkan tak akan mengecewakan, yakni hamparan Laut Jawa, laut lepas yang luas, dengan kapal-kapal penangkap ikan yang hilir mudik menerjang ombak yang tenang. Untuk berswafoto di gubuk-gubuk itu, pengunjung akan dikenai tarif masuk hanya sebesar Rp25.000 per orang.
Sedangkan untuk masuk ke area makam, tidak dikenakan biaya sama sekali, alias gratis. Pengunjung hanya perlu mengisi kotak amal yang disediakan di depan gedung makam. Untuk menambah pengalaman religi, mari berwisata ke makam Syekh Maulana Ishaq di tepi Laut Lamongan yang syahdu dan tenang!