Adopsi AI di Indonesia Takkan Mudah

blog_10

TEKNOLOGI DIGITAL

Mar 06 2024, 11.21

Indonesia memiliki peluang besar mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendorong perekonomian digital. AI bahkan menjadi niscaya karena pemerintah maupun pelaku industri akan menerapkannya dalam skala yang lebih luas di masa mendatang. 

Hal tersebut terungkap dalam diskusi terbatas Indonesian Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2024, khususnya pada sesi bertajuk Digital Evolution Shaping Indonesia Economic Future, yang digelar di Jakarta, Selasa (5/3). IDE Katadata 2024 mengusung tema Navigating Tomorrow.

Dari sudut pandang pelaku usaha, Presiden Tokopedia, Melissa Siska Juminto, menyatakan meskipun AI belakangan telah menjadi buzzword, penggunaan teknologi tersebut pada dasarnya membuat proses bisnis menjadi lebih efisien dan mudah. 

Tokopedia, misalnya, telah menerapkan AI untuk proses bisnis internal maupun eksternal, terutama kepada pengguna platform perseroan. Dengan AI, Tokopedia bisa secara mudah dan efektif mengolah data untuk mengambil keputusan bisnis termasuk meluncurkan fitur/layanan. Dengan begitu, keputusan bisnis yang diambil tersebut bisa berbasis data, serta dapat terhindar dari risiko atau kesalahan yang telah diprediksi. 

Selain itu, Tokopedia menerapkan pula AI pada layanan e-commerce baik untuk konsumen maupun merchant.Dari sisi konsumen, misalnya, perusahaan saat ini tengah menjajaki untuk merilis chatbot. Dengan layanan tersebut, nantinya platform bisa memberikan rekomendasi yang terpersonalisasi ihwal barang yang ingin dibeli konsumen. Adapun bagi merchant, Tokopedia dengan menggunakan AI dapat merekomendasikan kepada mereka untuk melakukan bundling atas produk yang dijual ke konsumen. 

“Paling penting bagi kami sebenarnya bagaimana AI harus dirasakan dan menjadi bagian dari tools gaya hidup bagi karyawan Tokopedia dulu, sebelum mereka bisa memikirkan inovasi yang relevan,” kata Melissa. 

Kehadiran teknologi AI pun tampaknya memberikan prospek positif bagi perusahaan rintisan (startup), terlebih jika mereka menggunakannya dalam proses bisnis. Menurut Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana, investor bisa jadi menganggap startup yang telah mengadopsi AI memiliki nilai tambah. Dengan begitu, mereka layak diberikan pendanaan. 

Walaupun begitu, ujar Roderick, penilaian terhadap perusahaan rintisan tetap memperhatikan variabel lain, seperti prospek pasar dari startup-nya, serta visi misi dari founder

“Jika memang ada (startup) yang menggunakan AI untuk efisiensi, apakah untuk mempercepat produk atau memperbesar pangsa pasarnya, itu merupakan nilai tambah buat kami,” katanya seraya menambahkan bisa jadi perkembangan bisnis startup yang tidak mengadopsi AI akan terhambat. 
 
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba, pemerintah sudah merespons perkembangan adopsi AI dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. 

Setelah merilis beleid tersebut, kata dia, pemerintah saat ini tengah melakukan mekanisme pengujian untuk melihat kecukupan instrumen undang-undang existing dalam mengatur mengenai AI. Sejauh ini, terdapat regulasi yang saling berkaitan dengan teknologi tersebut, seperti UU Data Pribadi dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik. 

Mira menyatakan, upaya menguji regulasi saat ini menjadi penting demi mengelola keberlanjutan inovasi teknologi, sembari meminimalisir dampaknya. Pemerintah tidak bisa mengatur sesuatu yang tidak memahami secara komprehensif. “Kalau (regulasi) terlalu cepat masuknya, inovasi tidak terjadi,” kata dia,”Tapi kalau sudah terlalu lambat, (regulasi) datang, mungkin dampaknya sudah menyebar dan  tidak bisa dikelola lagi.” 

Pembicara pada sesi digital ini menggarisbawahi bahwa meskipun AI menawarkan beragam keuntungan pada ekonomi, tetapi proses pemanfaatannya cukup sulit, serta perlu ada upaya meminimalisir dampaknya. 

Muncul isu ihwal adopsi AI yang menyedot banyak sumber daya, memerlukan talenta yang mumpuni, serta biaya yang mahal. Pada saat bersamaan, isu mengenai dampak AI terhadap pasar tenaga kerja turut menjadi perhatian para pemangku kepentingan.



Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Riady Foundation Alokasikan Rp500 Miliar Untuk Transformasi 10 Juta Siswa Melalui Fondasi Ai-Stem

TEKNOLOGI DIGITAL

May 28 2025, 14.29

Melalui inisiatif ini, Riady Foundation menargetkan untuk memberikan fondasi kecakapan AI dan STEM kepada 10 juta siswa Indonesia.


Generic placeholder image

Pirate Queen, Film Panjang Pertama yang Dihasilkan AI

LAINNYA

May 01 2025, 12.06

Film ini digarap oleh talenta lokal dan kolaborator internasional dari 12 negara.


Generic placeholder image

Mendikdasmen: AI akan Jadi Pelajaran Pilihan di Semua Sekolah

TEKNOLOGI DIGITAL

Mar 05 2025, 17.00

Mata pelajaran kecerdasan buatan sifatnya masih pilihan karena belum seluruh sekolah di Indonesia memiliki kesiapan teknologi.


Generic placeholder image

Survei KIC: Indonesia Dianggap Masih Tertinggal dalam Pengembangan AI

TEKNOLOGI DIGITAL

Feb 06 2025, 18.09

Studi KIC menemukan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia mengenai AI tergolong tinggi, meskipun pengetahuan tentang teknologi dimaksud masih terbatas.


Generic placeholder image

Wamen Komdigi: Adopsi AI Generatif di Industri PR Masih Rendah

LAINNYA

Nov 21 2024, 14.29

Dari semua sektor pekerjaan yang telah terpengaruh oleh kemunculan AI, pekerjaan di sektor informasi dan komunikasi merupakan salah satu dari sedikit pekerjaan yang dibantu oleh AI.


Event Akan Datang

View all events

Related Events

 Mar 08 2022

 Jun 28 2022

 Aug 24 2022

Copyright Katadata 2022