Studi: Orang Kaya Lebih Rentan Terkena Kanker

blog_10

GAYA HIDUP

Jun 03 2024, 05.24

Sebuah studi yang dilakukan di University of Helsinki di Finlandia mengungkapkan, orang kaya secara genetik memiliki risiko lebih besar terkena kanker dibandingkan orang miskin. Penelitian terbaru itu meneliti hubungan antara status sosial ekonomi, atau SES, dan berbagai penyakit.

Mereka yang memiliki SES tinggi, menurut temuan ini, juga memiliki risiko genetik yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara, prostat, dan jenis kanker lainnya.

Sebaliknya, mereka yang kurang mampu secara genetik lebih rentan terhadap diabetes dan radang sendi, serta depresi, alkoholisme dan kanker paru-paru, kata para ahli.

Pemimpin studi Dr Fiona Hagenbeek, dari Institut Kedokteran Molekuler Finlandia (FIMM), mengatakan, hasil awal penelitian ini dapat mengarah pada skor risiko poligenik yang akan ditambahkan ke protokol skrining untuk beberapa penyakit.

“Memahami bahwa dampak skor poligenik terhadap risiko penyakit bergantung pada konteks dapat mengarah pada protokol skrining bertingkat lebih lanjut,” kata Dr. Fiona  kepada New York Post.

“Sebagai contoh, di masa depan, protokol skrining untuk kanker payudara dapat diadaptasi sehingga perempuan dengan risiko genetik tinggi dan berpendidikan tinggi mendapatkan skrining lebih awal atau lebih sering daripada perempuan dengan risiko genetik lebih rendah atau kurang berpendidikan,” kata Fiona.

Untuk melakukan penelitian ini, tim Dr. Fiona mengumpulkan data genomik, SES, dan data kesehatan dari sekitar 280.000 orang Finlandia, yang berusia 35 hingga 80 tahun.

Penelitian sebelumnya dilaporkan telah menunjukkan adanya beberapa perbedaan risiko, serupa dengan apa yang ditemukan oleh para peneliti kali ini. Namun, penelitian ini disebut-sebut sebagai penelitian pertama yang mencari kaitan antara 19 penyakit yang umum terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi.

“Sebagian besar model prediksi risiko klinis mencakup informasi demografis dasar seperti jenis kelamin dan usia biologis, yang mengakui bahwa kejadian penyakit berbeda antara pria dan wanita, dan bergantung pada usia,” ungkap Dr. Fiona

“Studi kami hanya berfokus pada individu keturunan Eropa, dan juga penting di masa depan untuk melihat apakah pengamatan kami mengenai interaksi antara status sosial-ekonomi dan genetika terhadap risiko penyakit dapat direplikasi pada orang-orang dari berbagai keturunan di negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah,” pungkas Dr. Fiona.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Puasa Meningkatkan Sel Kekebalan Alami dan Membantu Tubuh Melawan Kanker

GAYA HIDUP

Jun 19 2024, 10.30

Para peneliti telah menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan sel pembunuh alami sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.


Generic placeholder image

Bagi Lansia, Patah Pinggul Bisa Lebih Mematikan Dibanding Kanker

GAYA HIDUP

May 17 2024, 10.53

Para peneliti menemukan bahwa pasien memiliki risiko kematian tertinggi pada bulan awal setelah mereka mengalami patah tulang.


Generic placeholder image

Kanker Usus Besar Meningkat di Kalangan Anak-anak dan Remaja

GAYA HIDUP

May 17 2024, 06.28

Meskipun persentasenya sangat kecil, angka ini masih setara dengan ratusan ribu kasus kanker usus besar di kalangan anak-anak dan dewasa muda setiap tahunnya.


Generic placeholder image

Ilmuwan: Bentuk Tubuh Dapat Membuat Seseorang Berisiko Terkena Kanker Kolorektal

GAYA HIDUP

Apr 24 2024, 15.54

Banyak faktor terkait gaya hidup telah dikaitkan dengan kanker kolorektal.


Generic placeholder image

Studi: Risiko Anak Muda Terkena Kanker Meningkat

GAYA HIDUP

Apr 19 2024, 05.43

Kanker bukan lagi penyakit yang diderita oleh lansia.


Copyright Katadata 2022