Studi Temukan Anak yang Diasuh Ayah Depresi Ternyata Lebih Cerdas
GAYA HIDUP
Dec 07 2023, 17.15
Sebuah studi menemukan bahwa ayah yang memiliki kecemasan dan depresi berlebih, ternyata mampu membesarkan anak-anak yang lebih cerdas dan berperilaku baik. Hal tersebut diungkap oleh studi yang dipublikasikan Frontiers of Psychology.
Dilansir dari laman CNBC Make It, para peneliti mempelajari 61 anak, 36 anak laki-laki dan 25 perempuan, dan orang tua mereka. Mereka memeriksa bagaimana gejala depresi atau cemas pada ayah di masa kehamilan, dan ketika anak-anak berusia antara 6 dan 8 tahun.
Hasil dari catatan peneliti, bertentangan dengan hipotesis mereka. Peneliti awalnya beranggapan bahwa ayah yang mengalami depresi akan menghasilkan anak yang depresi dan kurang cerdas. Namun ternyata anak-anak semua melakukan lebih baik dari yang diharapkan.
Kemudian, berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh orang tua, anak-anak yang ayahnya mengalami depresi lebih mampu untuk duduk diam dalam waktu yang lebih lama, memiliki tingkat kesabaran yang baik, dan memiliki perhatian yang baik.
Selain itu, tes standar dan penelitian juga menemukan bahwa anak-anak dengan ayah yang depresi memiliki kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang lebih tinggi.
Penelitian ini dianggap sangat kontras dengan bagaimana kesehatan mental yang buruk pada ibu mempengaruhi anak-anak mereka. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa ibu dengan kecenderungan depresi atau cemas saat membesarkan anak-anak justru lebih banyak masalah perkembangan.
Salah satu makalah pada 2018 yang meninjau 18 penelitian menunjukkan bahwa kecemasan, baik dari ibu maupun ayah, berdampak negatif terhadap keturunan. Namun, pengaruh kecemasan dari ibu berdampak lebih besar.
Salah satu penulis makalah dan profesor di departemen psikologi pendidikan dan konseling Universitas McGill, Tina Montreuil, mengatakan bahwa salah satu kemungkinan alasan mengapa ayah yang depresi mampu menghasilkan anak-anak yang lebih baik karena para ayah melakukan penyesuaian sebagai orang tua.
"Karena penyesuaian orang tua yang lebih besar dikaitkan dengan kompetensi kognitif dan sosial anak, satu penjelasan potensial adalah bahwa ayah dalam sampel penelitian kami mungkin telah menunjukkan penyesuaian yang lebih besar kepada anak mereka untuk 'mengkompensasi' faktor risiko lingkungan, seperti gejala depresi atau kecemasan ibu, atau prediktor lain yang diketahui," katanya kepada ScienceDaily.com.
Tetapi, penulis studi mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang bagaimana kesehatan mental ayah mempengaruhi keturunan mereka.
Meskipun persentasenya sangat kecil, angka ini masih setara dengan ratusan ribu kasus kanker usus besar di kalangan anak-anak dan dewasa muda setiap tahunnya.